Politikus Demokrat sebut Pernyataan SBY soal Pemilu Bisa Curang Merupakan Pesan Moral untuk Kader
Rumah pemilu | 21 September 2022, 21:38 WIBKOMPAS.TV – Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang informasi yang diterimanya bahwa Partai Demokrat jangan harap bisa mengajukan calon presiden sendiri, merupakan pesan moral pada kader partai tersebut.
Penjelasan itu disampaikan oleh politisi Partai Demokrat Anwar Hafid, dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (21/9/2022) malam.
Menurut Anwar, pernyataan SBY dalam Rapimnas Partai Demokrat tersebut berangkat dari pandangan bahwa partai politik secara kelembagaan memiliki fungsi sebagai penyampai aspirasi masyarakat yang sah dan legal.
“Yang jahat itu adalah kalau sampai terjadi apa yang disampaikan oleh Pak SBY. Kalau itu terjadi, itu batil, itu jahat,” jelasnya.
“Oleh karena itu, sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menyampaikan aspirasi publik itu, maka berangkat dari pandangan itu, lantas di mana kira-kira salahnya yang disampaikan oleh Pak SBY,” tanyanya.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto Sebut Pemimpin Bukanlah Peramal Kecurangan Pemilu, Sindir SBY?
Ia menegaskan, pernyataan yang disampaikan oleh SBY adalah sebuah pesan moral dari seorang bapak bangsa yang berharap kualitas pemilu semakin berkualitas dari tahun ke tahun.
“Maka pesan moral ini disampaikan kepada seluruh kader Partai Demokrat dalam rapat internal Partai Demokrat sesungguhnya.”
Mengenai pendapat bahwa pernyataan SBY tersebut merupakan tudingan pada pihak lain, bahwa bakal hanya dua calon, bakal tidak jujur, tidak fair, Anwar mengatakan sebagai seorang tokoh masyarakat dan mantan presiden, SBY tentunya memperoleh sejumlah informasi.
Dan informasi inilah yang disampaikan supaya kader-kader Partai Demokrat lebih siap, semacam warning system.
“Bahwa jangan sampai pelaksanaan demokrasi kita di 2024 tidak jujur dan adil.”
“Salah satu tidak jujur dan adil itu kalau ada upaya misalnya, aspirasi yang kami terima Partai Demokrat menginginkan di Pemilu 2024 diharapkan bisa tiga atau lebih calon,” tambahnya.
Tujuannya, lanjut dia, supaya tidak terjadi pembelahan seperti yang dikhawatirkan selama ini, yakni melihat pengalaman Pemilu 2019 yang lalu.
“Sebenarnya ini hanya pesan moral. Jadi sebenarnya ini adalah hal yang biasa-biasa saja yang disampaikan Pak SBY, supaya kita semua menjaga demokrasi kita lebih baik.”
Saat ditanya tentang tanda-tanda apa yang diperoleh oleh SBY, sehingga menyebut pemilu bakal tidak jujur, Anwar menyebut, itu dapat dilihat dari proses.
Sebagai anggota DPR RI yang duduk di komisi II, kata Anwar, salah satu tanda yang dirasakannya adalah saat pembahasan revisi Undang-undang Pemilu.
Menurutnya, di awal pembahasan, hampir semua sepakat untuk melakukan revisi Undang-undang pemilu.
Baca Juga: SBY Cium Ada Dugaan Kecurangan Pemilu 2024, PAN: Seluruh Parpol Harus Mengawal Suara
“Hampir semua fraksi setuju untuk merevisi. Tapi kemudian di akhir-akhirnya kemudian fraksi yang lain menarik untuk tidak melanjutkan pembahasan UU Pemilu.”
“Ini juga salah satu tanda-tanda, kan aspirasi masyarakat juga menyampaikan bahwa presidential treshold itu sebaiknya nol persen,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan KOMPAS.TV, dalam Rapimnas Partai Demokrat, SBY mengatakan, dirinya menerima informasi bahwa Partai Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres dan cawapres sendiri.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV