Pengamat Ungkap PPP di Bawah Suharso Monoarfa Menjauh dari Nahdliyin, Ini Sebabnya
Rumah pemilu | 31 Agustus 2022, 15:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) justru belakangan ini menjauh dari salah satu basis konsituen mereka, yakni warga NU atau Nahdliyin.
Menurut Adi, hal itu terlihat ketika Suharso Monoarfa jadi ketua umum.
Hal ini juga, menurutnya, yang membuat kursi ketum PPP saat ini di bawah Suharso menjadi panas lantaran didesak mundur oleh sejumlah petinggi partai.
“Sejak Suharso jadi ketum PPP framing dan kesan PPP mulai agak menjauh dari basis pesantren mulai terlihat,” kata dia ketika dihubungi KOMPAS TV, Selasa (31/8/2022).
Sebagai informasi, Suharso terpilih jadi Ketum PPP pada 19 Desember 2020 ketika Muktamar IX PPP di Makassar. Ia didapuk menggantikan Romahurmuzy yang sebelumnya terseret kasus korupsi.
Adi lantas menjelaskan, narasi besar PPP harusnya dilakukan untuk kembali ke basis utama mereka, yakni warga muslim khususnya pesantren.
Apalagi, basis Nahdliyin juga besar dan tidak digarap oleh PPP.
Ia pun mengkritik soal PPP yang justru masuk isu milenial, harusnya harus memperkuat basis utama partai yang berdiri sejak 5 Januari 1973.
“Narasi besar PPP bukan bagaimana memperkuat basis dan penetrasi ke pesantren. PPP malah ikut-ikutan mainkan isu millennial,” paparnya.
Baca Juga: PBNU Buka Suara Polemik ‘Amplop Kiai' Suharso Monoarfa: PPP Harus Introspeksi
Padahal, kata Adi, ketika awal KH Yahya Staquf atau Gus Yahya menjadi Ketum PBNU, lantas ada friksi antara PBNU dan PKB beberapa waktu lalu, ada celah PPP untuk masuk sebagai alternatif.
Tapi sayangnya, kata Adi, justru hal ini dilakukan oleh PPP.
“Bahkan ketika PBNU berkonflik dengan PKB, PPP tak bisa memanfaatkan momen ini sebagai celah merebut basis nahdliyin," paparnya.
Baca Juga: Gejolak Internal PPP, Tiga Majelis Tinggi Kirim Surat Kedua Minta Suharso Monarfa Mundur
Pidato Amplop Kiai
Adi pun menyebut, kini posisi Menteri PPP/Kepala Bappenas itu berada di ujung tanduk usai didesak petinggi partai untuk mundur akibat pidato amplop kiai.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV