PBNU Buka Suara Polemik Amplop Kiai' Suharso Monoarfa: PPP Harus Introspeksi
Rumah pemilu | 27 Agustus 2022, 16:11 WIB"Saya kira PPP harus introspeksi dan mereka harus minta maaf,” ujar Gus Fahrur.
Baca Juga: Duduk Perkara Suharso Monoarfa Didesak Mundur, Imbas Pidato Amplop Kiai dan Elektabilitas PPP
Tak Ada Money Politic di Pesantren
Gus Fahrur mengatakan tak ada money politic di pesantren.
Ia menjelaskan, menyamakan memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidaklah bisa dibenarkan seperti pernyatan Suharso.
Sebab, menurut Gus Fahrur, kiai itu melayani dan menjadi rujukan masyarakat, maka tentu saja masyarakat sangat menghormati mereka.
Gus Fahrur menjelaskan, para kiai yang telah menghabiskan waktunya untuk melayani dan memberikan sesuatu kepada kiai itu, biasanya hanyalah sekadar penghargaan.
“Memberikan sesuatu menjadi tradisi, menghormati guru seperti kita bertamu bawa oleh-oleh. Tidak bisa disebut money politic, karena mereka (para kiai) kan bukan penentu kebijakan," jelasnya.
Dia menegaskan justru para politisi yang datang itulah yang mestinya mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan saat menjadi tamu.
Sebelumnya seperti diberitakan di KOMPAS.TV, Suharso Monoarfa sudah minta maaf imbas pernyataan tentang 'amplop kiai' di KPK.
Ia bahkan minta maaf dan menjelaskan, pidato 'amplop kiai' itu tidak pas.
"Mungkin cara memberi contohnya enggak pas. Tetapi meski saya memberikan contoh tidak pas, tolong itu dilihat dalam konteksnya, jangan out of context sehingga jadi beda," kata dia.
Imbasnya, Suharso pun mendapatkan banyak kritikan, termasuk adanya desakan mundur dari sejumlah elit PPP yang memintanya mundur dari kursi ketum imbas pidato tersebut.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV