Kisah Perjudian di Indonesia, dari Ken Arok hingga Robby Sumampouw, Kuat karena Dibeking Kekuasaan
Budaya | 22 Agustus 2022, 07:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Seperti halnya pelacuran, perjudian sudah lama jadi candu sebagian manusia. Riwayat dan asal-usulnya tidak diketahui dengan pasti.
Dalam naskah Paparaton dan Negarakertagama, tertulis nama Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari, sebagai sosok yang pernah dibesarkan oleh penjudi, Bango Samparan. Hingga Ken Arok sendiri ikut kecanduan main judi.
Ken Arok yang hidup pada sekitar tahun 1222 sebagai raja pertama Kerajaan Singasari atau Kerajaan Tumapel dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.
Dia merupakan sosok yang berasal dari kalangan sederhana tetapi kemudian berhasil menjadi penguasa paling kuat di Jawa.
Baca Juga: Polda Sumut Buru Bos Judi "Online" Terbesar di Kota Medan!
Di masa kecilnya, Ken Arok beberapa kali kerap mencuri yang membuatnya diusir dari rumah orang tua pungutnya.
Hingga dia bertemu dengan Bango Samparan, penjudi dari Dusun Karuman.
Judi kemudian menjadi permainan masyarakat jawa kuno kala itu dan dilegalkan. Tunggul Ametung, penguasa Tumapel sebelum mati terbunuh oleh Ken Arok, adalah penguasa yang membuat aturan membolehkan judi.
Tidak ada catatan jelas, bagaimana judi masa itu dilakukan.
Namun, guru besar dan Dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia periode 1956-1960, Tjan Tjoe Siem, dalam buku "Bunga Rampai Bahasa, Sastra dan Budaya", (Intermasa 1988), menuliskan artikel berjudul Permainan Kartu Jawa.
Dituliskan, bahwa Ken Arok bermain saji atau taji, sebuah permainan judi kasar dengan pertaruhan penyabungan ayam. "Permainan saji yang dimainkan Ken Arok, raja pertama Singasari (1222-1227 AD) semasa mudanya," tulis Tjan.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV