> >

Nathania Karina, Konduktor Perempuan Pertama yang Pimpin Orkestra HUT Ke-77 RI di Istana Merdeka

Peristiwa | 17 Agustus 2022, 17:05 WIB
Nathania Karina memimpin orkestra dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8/2022). (Sumber: Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Salah satu perbedaan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, kali ini ialah adanya pemimpin paduan suara dan orkestra atau konduktor perempuan.

Pada perayaan tahun-tahun sebelumnya, konduktor yang memimpin lantunan musik dalam memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka Jakarta adalah laki-laki.

Namun, baru dalam perayaan HUT ke-77 RI ini para musisi berbakat Tanah Air dalam Gita Bahana Nusantara dipimpin oleh seorang konduktor perempuan.

Tampil energik saat membawakan sejumlah lagu di upacara detik-detik proklamasi yang digelar di Istana Merdeka, konduktor perempuan ini bernama Nathania Karina.

Ia hadir bersama 199 musisi lain yang tergabung dalam Gita Bahana Nusantara (GBN), grup yang anggotanya berasal dari berbagai daerah di Nusantara.

Nathania atau yang kerap disapa Nia itu, merupakan konduktor perempuan pertama dalam sejarah berdirinya GBN tersebut.

Ia mengakui bahwa dunia konduktor merupakan yang maskulin, yang mana sebagian besar konduktor adalah laki-laki.

Baca Juga: 6 Baju Adat yang Dikenakan Jokowi dan Iriana di Upacara HUT RI dari Tahun ke Tahun

"Saya bersyukur sekali mendapatkan kesempatan ini. Saya berharap saya bukan perempuan pertama dan terakhir yang menjadi konduktor GBN, tapi harus ada perempuan-perempuan lainnya yang nantinya dapat menjadi konduktor GBN atau di mana saja," ujarnya dikutip dari Antara.

Nia juga menambahkan bahwa baginya GBN bukanlah nama yang asing di dunia orkestra. Oleh karena itu, menjadi konduktor GBN merupakan kesempatan yang luar biasa bagi dirinya.

“Persiapan untuk tampil nanti cukup panjang banget mulai mental, fisik maupun teknis. Dalam hal ini saya membawahi kurang lebih 200 peserta, nah ini juga ada beban mental tersendiri. Untuk itu, saya perlu menyiapkan diri dengan sebaik mungkin,” jelas lulusan magister musik di University of Melbourne, Australia, itu.

Perempuan yang mendapatkan gelar doktor musik dari Boston University itu mengaku sempat tidak disetujui oleh orang tuanya untuk menggeluti dunia musik.

Namun, ia berhasil membuktikan kemampuan diri dengan sejumlah prestasi di bidang musik.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU