Jokowi Pakai Baju Adat Dolomani dari Buton di Upacara HUT ke-77 RI, Apa Filosofinya?
Peristiwa | 17 Agustus 2022, 09:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan baju ada Buton, Sulawesi Tenggara kala menghadiri upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta (17/8/2022).
"Ini baju dari Buton, Sulawesi Tenggara. Ini Baju Dolomani dari Buton. Maknanya dicari ke Buton," kata Jokowi.
Baca Juga: Rangkaian Upacara 17 Agustus di Istana Presiden, Pertunjukan Seni hingga Atraksi Pesawat Tempur
Pakaian ada tersebut terdiri dari baju, celana panjang, sarung, serta kopiah dengan balutan warna dominan merah dan putih.
Saat mengenakan pakaian ini dilengkapi dengan kotango (baju dalaman), sulepe (ikat pinggang), ewanga (keris atau badik), dan katuko (tongkat).
Baju Dolomani sendiri merupakan pakaian ada Kasultanan Buton, Sulawesi Tenggara. Pakaian ini sering dikenakan oleh Sultan Buton ke-35, Sultan Muhammad Ali.
“Baju dolomani ini biasa dipakai pada acara-acara resmi kesultanan," ujar Ketua Dewan Kerajinan Nasional Baubau, Wa Ode Nurasanti Monianse, dikutip dari Tribunnews.
"Memang ini tidak lazim, biasanya warna hitam tapi ini dipesan warna merah jadi dibuatkan warna merah, karena suasana hari kemerdekaan, lagi tren merah putih."
Baca Juga: HUT ke-77 RI 2022, Jokowi: Mari Bersatu Padu Dukung Agenda Besar Wujudkan Indonesia Maju
Nursanti juga menjelaskan bahwa baju tersebut memiliki filsofi tersendiri. Salah satunya adalah sulaman motif bunga rongo yang menyimbolkan perjalanan seorang pemimpin.
Ada pula ornamen tumbuhan dengan buah yang manis, tapi gatal. Ini melambangkan bahwa sultan harus waspada terhadap bahaya yang mengancam daerahnya.
Untuk kopiah berornamen bungan dan tulisan kaligrafi 'maulana', filosofinya para pemimpin harus mampu membawa kesejahteraan.
Menurut laporan Tribun Sultra, pada sisi kanan dan kiri baju Doloman ini dilengkapi dengan sulaman ornamen ake membentuk dua ekot burung yang memandang ke kiri dan kanan.
Filosofinya, seorang pemimpin selalu waspada terhadap bahaya yang mengancam negeri.
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Tribun Sultra, Tribunnews