> >

IPW Sebut Ada Mafia di Tubuh Polri, Penasihat Kapolri: Mereka Kan Melihat dari Luar

Peristiwa | 16 Agustus 2022, 08:10 WIB
Penasihat Ahli Kapolri, Irjen (Purn) Aryanto Sutadi saat memberikan keterangan pada Senin (15/8/2022). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Penasihat ahli Kapolri, Irjen (Purn) Aryanto Sutadi, membantah isu “mafia” di tubuh Polri yang dilontarkan lembaga Indonesia Police Watch (IPW). Komentar IPW tersebut menanggapi puluhan personel polisi yang diduga terlibat menghalang-halangi penyidikan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Per Minggu (14/8/2022), sudah ada 63 personel polisi yang diduga terlibat pelanggaran etik. Sebanyak 31 di antaranya terbukti melanggar etik dan mengikuti skenario Irjen Ferdy Sambo.

Aryanto Sutadi menyebut pemeriksaan terhadap puluhan personel polisi itu adalah bagian dari penyidikan kasus pembunuhan Brigadir Yosua, tidak terkait isu mafia Polri.

“Itu kan IPW ya. IPW kan melihat polisi dari luar, yang dilihat pasti keburukannya. Dalam hal ini, kita kan lagi fokus pada kasus pembunuhan yang dilakukan Pak Ferdy Sambo. Kalau konsentrasi kita dipecah-pecah ke sana (isu mafia) nanti kan jadi enggak fokus ke sini,” kata Aryanto dalam program “Sapa Indonesia Malam” KOMPAS TV, Senin (15/8/2022).

“Jangan melebar-lebar ke sana-sini, jadi pusing kita mana yang harus dikerjakan dulu,” lanjutnya.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Istri Ferdy Sambo Disetop, IPW: Polisi Harus Dalami Peran Putri Candrawathi!

 

Di lain sisi, Aryanto menanggapi potensi pelanggaran etik yang dilakukan ke-31 personel polisi diseret ke ranah pidana. Menurutnya, perlu pengusutan yang melibatkan saksi-saksi dan alat bukti untuk mengembangkannya menjadi kasus pidana.

Aryanto mengakui sebagian personel yang terbukti melanggar kode etik bisa dipidana, tergantung perbuatannya dalam rekayasa TKP pembunuhan Brigadir Yosua.

Lebih lanjut, Aryanto membantah bahwa pemeriksaan massal personel polisi terkait kasus Irjen Sambo adalah bagian dari upaya “bersih-bersih” di tubuh kepolisian. 

“Kalau bersih-bersihnya nanti. Bagaimana membersihkan agar jangan sampai terjadi seperti itu lagi,” kata Aryanto.

Pada 8 Juli lalu, di rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Irjen Ferdy Sambo diduga memanggil anggota-anggotanya untuk merekayasa TKP usai pembunuhan Brigadir Yosua. Namun, Aryanto menegaskan tidak semua yang terlibat olah TKP pertama adalah bawahan Sambo.

“Tapi sebagian memang ada yang datang dari Polres, melakukan penyidikan, tetapi penyidikannya dikendalikan oleh Bapak Ferdy,” kata Aryanto.

Baca Juga: Tak Hanya Bharada E, Deolipa: Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J dalam Posisi Berlutut dan Ketakutan


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU