Kata Kriminolog soal Pernyataan Mahfud yang Sebut Motif Pembunuhan Brigadir J Konsumsi Orang Dewasa
Politik | 10 Agustus 2022, 20:27 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J sangat sensitif dan hanya bisa didengar oleh orang dewasa.
Guru Besar Kriminolog UI Adrianus Meliala menilai pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD tersebut untuk mencegah pihak-pihak yang tidak percaya dengan fakta yang sesungguhnya pada kasus yang menyeret nama mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang sudah ditetapkan sebagai salah satu tersangka.
Menurutnya, motif pembunuhan Brigadir J ini akan mengubah gambaran dari berbagai pihak tentang pelaku dan korban yang terlibat.
Baca Juga: Mahfud Sebut Motif Sambo Bunuh Yoshua Hanya Boleh Didengar Orang Dewasa
Saat ini publik telah mendapat gambaran Irjen Ferdy Sambo merupakan tokoh jahat dan Brigadir J adalah korban dari kejahatan.
Namun jika latar belakang pembunuhan dibuka secara terang benderang oleh Polri, dan memunculkan fakta Irjen Ferdy Sambo tidak seperti yang digambarkan saat ini sebagai tokoh jahat, maka gambaran dan ekspektasi publik akan berantakan.
"Orang yang mencitrakan FS sebagai aktor jahat kemudian bisa tidak percaya pada temuan Polisi dan mengatakan itu tidak benar, Polisi 'masuk angin' padahal itu faktanya," ujar Andrianus saat berdialog di program Kompas Petang di Kompas TV, Rabu (10/8/2022).
Andrianus menambahkan pernyataan hanya bisa didengar oleh orang dewasa tersebut mengandung arti bahwa hukum adalah pekerjaan orang dewasa dan perlu kedewasaan dalam menyikapi kasus tersebut.
Baca Juga: Polri Belum Ungkap Motif Ferdy Sambo dalam Pembunuhan Brigadir J, Anggota DPR Minta Publik Bersabar
Jika sikap tersebut tidak dilakukan maka kasus pembunuhan ini akan membias dan berujung rasa tidak percaya publik terhadap kepolisian.
"Itulah yang akan terjadi nanti ketika orang melawan fakta tersebut, karena dia sudah membangun anggapan tentang apa yang terjadi terkait motif ini," ujar Andrianus.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV