Putra Abu Bakar Ba'asyir Sebut Ayahnya Sudah Lama Mengakui Pancasila
Agama | 3 Agustus 2022, 14:05 WIB“Dalam dakwah beliau selama ini dianggap tidak anti-pancasila. Menurut beliau, Pancasila yang berawal dari sejarah piagam Jakarta itu esensinya dengan menerapkan syariah islam, itu yang kurang. Ada bagian dari hukum islam tidak dipenuhi di negeri ini," paparnya.
Maka dari itu, sebenarnya yang ia tolak adalah upaya mempertentangkan Pancasila dengan Islam.
Pancasila dulu, kata dia, dijadikan halangan syariat islam. Mkanya beliau mengatakan 'dulu menolak pancasila' dan dianggap syirik.
"Karena dulu pemaksaan kuat sangat kuat. Yaitu asas tunggal pancasila," paparnya.
Ketika ditanya, apakah ada ulama tertentu yang mempengaruhi, ia menjawabnya tidak ada.
"Murni dari pemahaman beliau. Kalau soal pertemuan dengan ulama seperti Cak Nun saat beliau bebas, itu hanya bisa soal kabar, perkembangan dan semacamnya. tidak ada obrolan pancasila," katanya.
Seperti pernah diberitakan KOMPAS.TV usai bebas, pendiri Pesantren Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah itu menemui beberapa ulama.
Di antaranya adalah ulama-budayawan Cak Nun hingga ke Pondok Pesantren Tebuireng dan Ponpes Darussalam, Gontor.
Baca Juga: PBNU Soal Abu Bakar Ba’asyir Mengakui Pancasila: Semoga Bisa Pengaruhi Pihak Lainnya
Abu Bakar Ba'asyir sendiri dipenjara selama 15 tahun dengan remisi 55 bulan. Ia dipenjara karena diduga terlibat aksi terorisme.
Ba'asyir yang sekarang berusia 83 tahun sering disebut sebagai pemimpin spiritual jaringan Jemaah Islamiyah (JI) yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda.
JI dituduh berperan besar dalam bom Bali pada 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Abu Bakar Ba’asyir sendiri sudah bebas dari tahanan Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas khusus kelas IIA, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor pada 8 Januari 2021.
Baca Juga: Setelah Bebas, Abu Bakar Ba'asyir Silaturahim Ke Cak Nun, Kyai Gontor dan Tebuireng
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV