> >

Beda Pendapat Dokter Indonesia dan Pakar Luar Negeri Soal Otak Dipindah ke Perut Setelah Autopsi

Peristiwa | 2 Agustus 2022, 12:54 WIB
Ilustrasi proses autopsi (Sumber: Kompas.com)

"Rongga perut dan dada setelah autopsi dalam keadaan kosong, kantong jeroan dimasukkan ke dalam perut, seringkali sebagian masuk hingga ke rongga dada juga. Lalu tulang dada akan ditempatkan di atas dan sayatan berbentuk huruf Y akan dijahit," imbuhnya.

Bentuk huruf Y merupakan salah satu teknik sayatan atau insisi, selain teknik lainnya seperti insisi berbentuk huruf I, insisi U dalam dan insisi kosmetik.

Menurut Zoe, tak ada alasan untuk mengembalikan organ sesuai struktur anatomisnya, termasuk otak, sebab itu akan membuatnya berceceran.

"Anda memiliki sekitar 10-14 irisan otak, saya yakin gravitasi akan membuatnya mendorong tengkorak terpisah di belakang dan dan otak bersandar pada kulit kepala," kata Zoe.

"Ini akan mendistorsi fitur wajah. Tak ada gunanya, Anda tidak lagi membutuhkan otak di tengkorak (ketika sudah meninggal - red)," tandasnya.

Masih dalam laman yang sama, Dokter Forensik RSUP Persahabatan dr. Putri Dianita Ika Meilia mengungkapkan beda pandangan soal otak yang dipindah ke perut selepas autopsi.

"Nah, di sini, di Indonesia, tempat saya bekerja, bukan itu cara kami setelah autopsi. Setiap organ kembali ke tempat asalnya. Otak dimasukkan kembali ke dalam tempurung kepala (dalam kantong plastik untuk mencegahnya berceceran)," kata Putri.

"Lidah kembali ke rongga mulut. Organ toraks dan perut juga diganti ke dalam rongga thoraco-abdominal sendi dalam posisi perkiraan mereka," imbuhnya.

Putri menjelaskan bahwa mengembalikan organ ke posisi anatomisnya bukan hal penting untuk tujuan penguburan.

"Tetapi saya pribadi berpikir itulah yang lebih sopan dan menghormati almarhum," tandasnya.

Baca Juga: IPW Dorong LPSK Libatkan TNI Lindungi Saksi Kasus Brigadir J: Saya Lihat Saksi Tidak Bebas

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Alomedika


TERBARU