Kisah Buya Hamka, Ketua MUI Pertama yang Enggan Digaji
Sosok | 26 Juli 2022, 20:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Nama Buya Hamka selalu disebut pada setiap peringatan milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dirayakan setiap tanggal 26 Juli. Pada hari ini, Selasa (26/7/2022), MUI genap berusia 47 tahun.
Buya Hamka yang bernama lengkap Abdul Karim Amrullah Datuk Indomo adalah ketua umum pertama MUI. Ia tidak hanya dikenal sebagai seorang ulama, tetapi juga sebagai sastrawan dan jurnalis.
Buya Hamka lahir di Tanah Sirah, Sumatera Barat, pada 17 Februari 1908. Hamka merupakan nama pena yang merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah.
Hamka berasal dari keluarga ulama. Ayahnya adalah Abdul Karim Amrullah atau biasa dipanggil Haji Rasul, pembaru Islam di Minangkabau.
Hamka melangkahkan kaki ke Pulau Jawa pada 1924 dan bertemu dengan para tokoh bangsa seperti Bagoes Hadikoesoemo, Tjokroaminoto, Abdul Rozak Fachruddin, dan Suryopranoto.
Ia juga bertemu dengan tokoh-tokoh Masyumi, seperti Ahmad Hassan dan Mohammad Natsir.
Pada 1927, untuk memperluas pengetahuan agama dan mendalami bahasa Arab sekaligus beribadah haji, Hamka pergi ke Makkah.
Di sana, ia bertemu dengan Agus Salim, seorang ulama dan tokoh Indonesia, yang memintanya untuk kembali ke tanah air.
Ketika masa revolusi berkecamuk, Hamka juga ikut menjadi ‘api’ dalam pergerakan dengan khutbah-khutbahnya.
Ia digambarkan sebagai seorang jurnalis yang ikut bergerilya sebagai penghubung antara ulama dan pejuang.
Buya Hamka dikenal publik lewat ceramah dan pelbagai tulisannya, mulai dari buku tasawuf agama hingga novel.
Baca Juga: Milad ke-47 Hari Ini, Profil dan Sejarah Berdirinya MUI, TNI-Polri Juga Ikut Terlibat
Jadi Ketua MUI, Enggan Terima Gaji
Pada 26 Juli 1975, Buya Hamka terpilih menjadi ketua MUI pertama. Penulis novel Di Bawah Lindungan Ka'bah itu merasa kurang ‘ulama’ jika dibandingkan dengan para ulama lain.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV