Presiden Jokowi Angkat Bicara soal Kasus Brigadir J, Susno Duadji: Mestinya Elite Polri Malu
Peristiwa | 22 Juli 2022, 20:55 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Polri disebut harus malu karena Presiden Joko Widodo sampai bicara tiga kali soal penanganan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Demikian Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Komjen (Purn) Susno Duadji merespons pernyataan Presiden Jokowi soal penegakan hukum terhadap kasus Brigadir J.
“Pertama ini kan menunjukkan bahwa presiden sangat perhatian, dan kedua presiden ragu apakah ini akan ditindak, akan diproses secara tepat, cepat benar dan mengemukakan kejujuran dan moral apa tidak, nah sekarang tinggal elite Polri menyambut,” kata Susno Duadji di Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Jumat (22/7/2022).
“Mestinya malu kalau sampai Presiden sampai bicara gitu kan, mestinya tidak terjadi, ini diawali dengan tiga hari kejadian baru diumumkan. Cobalah kalau diperiksa secara cepat, tepat, jujur dan menjunjung tinggi moral enggak perlu kepala negara bicara kasus ini.”
Baca Juga: Susno Duadji Sarankan Dokter yang Autopsi Pertama Brigadir J Diperiksa: Bila Perlu Dinonaktifkan
Apalagi kasus dugaan dugaan pembunuhan berencana terhadap J bukanlah kasus terosis antarnegara.
“Gampang, tapi mungkin ada dalam penanganannya yang enggak bener, gitu,” ujar Susno Duadji.
Kendati demikian, Susno mengaku angkat jempol terhadap Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam merespons kasus tewasnya Brigadir J.
“Tapi enggak papa lah, kita akui kita angkat jempol pertama kepada niat Pak Kapolri untuk menjaga institusi Polri, kemudian kepada Pak Presiden yang menyatakan usut tuntas,” ucap Susno.
Baca Juga: Kompolnas saat Polri Diragukan Tangani Kasus Brigadir J: 3 Kali Presiden Bicara, Ini Bukan Main-main
“Dan saya sebagai pensiunan saya sangat sayang kepada lembaga saya ini, inilah yang membesarkannya. Jangan kata Pak Mahfud ya, menyelamatkan tikus, tikusnya tikut celurut lagi, rumah dibakar, semoga jelas maksudnya.”
Presiden Jokowi tercatat memang sudah tiga kali memberi pernyataan terkait tewasnya Brigadir J.
Dalam pernyataan untuk ketiga kalinya, Presiden Jokowi memerintahkan Polri untuk membuka apa adanya kasus tewasnya ajudan Irjen Ferdy Sambo, Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).
“Usut tuntas, buka apa adanya, jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan,” ujar Presiden Jokowi di sela kunjungannya ke Pulau Rinca di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (21/7/2022).
Baca Juga: Ini Perintah Tegas Jokowi ke Polri soal Kasus Tewasnya Brigadir J: Buka Apa Adanya, Jangan Ditutupi
Sikap transparan Polri, kata Jokowi, harus diselesaikan agar dapat menjawab keragu-raguan masyarakat terhadap perkara tewasnya Brigadir J.
Di samping itu, Jokowi menilai keterbukaan penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap Polri.
“Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada, ini yang harus dijaga, kepercayaan publik terhadap Polri.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV