> >

Pakar Nuklir UGM Minta Tawaran Presiden Rusia Kembangkan PLTN Dipertimbangkan

Sosial | 6 Juli 2022, 16:54 WIB
Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Moskow, Kamis (30/6/2022). (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) perlu dipertimbangkan. Terlebih, Rusia dan China saat ini termasuk negara yang memimpin pembangunan PLTN dan negara-negara seperti Turki dan Bangladesh sudah berhasil membangun PLTN berbasis teknologi Rusia.

Menurut pakar nuklir UGM Alexander Agung, perlu ada kajian mendalam soal PLTN.

“Tawaran dari Putin itu membangkitkan kembali semangat dan cita-cita negara ini dalam pengembangan energi nuklir,” ujarnya, Rabu (6/7/2022).

Baca Juga: Moskow Berniat Koneksikan PLTN Zaporizhzhia Lalu Jual Listrik ke Ukraina, Kiev: Itu Cuma Angan Rusia

Kendati demikian, ia menilai vendor PLTN tidak harus dari Rusia dan bisa berasal dari negara lain. Kajian ini yang akan dijadikan untuk memastikan secara tepat, termasuk tingkat daya yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Ia menilai kendala utama dalam pengembngan PLTN di tanah air selama ini bukan bersumber dari sisi teknologi atau kesiapan sumber daya manusia, melainkan dari aspek kebijakan sosial dan politik.

Misal, dari sisi sosial, masih banyak masyarakat yang takut kalau mendengar kata nuklir. Ada stigma terkait dengan bom atom, kecelakaan Chernobyl dan Fukushima.

“Isu tersebut sebenarnya bisa terpatahkan dengan mudah. Kuncinya sosialisasi dan edukasi,” ucapnya.

Sementara dari sisi politik  justru menjadi pangkal utama dari berhentinya implementasi perencanaan pembangunan PLTN tersebut sejak lama.

Belum lagi adanya kebijakan bauran energi, energi fosil saat ini masih mendominasi, bahkan sampai tahun 2030-an.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU