Menkes Ungkap Gelombang Varian BA4 dan BA5 di Indonesia Tidak Separah Negara Lain, Ini Alasannya
Kesehatan | 4 Juli 2022, 14:29 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan gelombang Covid-19 varian Omicron subvarian BA4 dan BA5 di Indonesia tidak separah negara lain seperti di kawasan Eropa, Amerika maupun negara-negara Asia lainnya.
Menurut Budi, alasannya karena masyarakat Indonesia lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi Covid-19.
"Indonesia relatif jauh lebih baik. Dengan populasi yang sangat banyak menghadapi gelombang BA4 dan BA5 ini, relatif para masyarakat Indonesia itu lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan dalam melaksanakan vaksinasi," ungkap Menkes dalam konferensi pers yang dipantau secara daring, Senin (4/7/2022).
Lebih lanjut, Budi menyebut bahwa kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron subvarian BA4 dan BA5, terjadi di hampir seluruh dunia.
Ia memaparkan, dari hasil diskusi dengan epidemiolog, kenaikan jumlah kasus di luar negeri dipengaruhi kekurangwaspadaan dan kebijakan yang terlalu terburu-buru dalam mengendurkan protokol kesehatan maupun cakupan vaksinasi.
Baca Juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang hingga 1 Agustus, Hanya Satu Daerah Berstatus Level Dua
Sementara di Indonesia, lanjutnya, pemerintah masih menerapkan penggunaan masker di dalam ruangan, saat berkerumun, dan ketika kondisi badan sedang tidak sehat.
Meskipun memang saat ini pemerintah juga membolehkan masyarakat untuk melepas masker saat berada di ruangan terbuka yang tidak banyak kerumunan orang.
Tak hanya soal kebijakan itu, Budi menyebut angka kasus di Indonesia tidak setinggi negara-negara lain juga karena pemerintah masih menggencarkan vaksinasi booster atau dosis ketiga yang dinilai terbukti meningkatkan kadar antibodi pada tubuh.
Bahkan, Budi mengimbau kepada masyarakat yang telah mendapat vaksinasi dosis kedua dengan jarak enam bulan, untuk segera melakukan vaksinasi booster guna memperkuat perlindungan.
Sebab, kata Menkes, Indonesia kini sedang menuju puncak kasus Covid-19 varian Omicron dengan subvarian BA4 dan BA5. Bahkan di Indonesia, sebagian besar penularan Covid-19 berasal dari subvarian BA4 dan BA5, terutama Jakarta, yang telah mencapai nilai 100 persen.
Puncak kasus Covid-19 diketahui berdasar pada kecenderungan kasus-kasus di luar negeri yang mencapai puncak dalam kurun waktu 30-40 hari sejak kasus pertama ditemukan.
"Indonesia ini sudah sekitar 30 hari, jadi kita mungkin masih ada waktu satu sampai dua minggu ke depan. Kalau kita bandingkan negara-negara lain, seharusnya puncaknya sudah tercapai," kata Menkes.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV