Kisah Perjalanan Haji Presiden Soeharto, Tak Mau Dibiayai Negara dan Sambutan Meriah di Tanah Suci
Sosok | 20 Juni 2022, 06:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Hampir semua Presiden Indonesia pernah menjalankan ibadah haji dan umrah. Tak terkecuali Presiden Soeharto, yang berkuasa selama 32 tahun.
Kisah perjalanan ibadah haji Pak Harto kala itu menjadi perhatian banyak orang, termasuk desas-desus memiliki motif politik untuk memperlihatkan kedekatan dan menarik simpatik kelompok Islam.
Namun di luar isu politik, perjalanan ibadah haji Pak Harto dan seluruh keluarga, yang berangkat pada 16 Juni 1991 mendapat sorotan di tanah air.
Dalam buku "Perjalanan Ibadah haji Pak Harto", tercantum beberapa kesaksian, seperti "karena berhaji urusan pribadi, Soeharto menolak dibiayai negara. Dia juga tak mau Departemen Agama repot-repot mengurusi kepergiannya," tulis dalam buku tersebut.
Bahkan, seluruh Paspampres yang ikut dan rombongan pendukung pun dibiayai oleh Soeharto.
Dalam buku tersebut, termaktub pula pernyataan Mensesneg Moerdiono, yang mengatakan bahwa perjalanan ibadah haji Pak Harto dan keluarga tidak didampingi oleh seorang pun menteri.
"Bila ada menteri satu kloter dengan presiden, apakah satu kebetulan? Saya tidak bilang begitu," katanya.
Moerdiono menyebut, Pak Harto berangkat haji bersama Ibu Tien, seluruh anak dan menantu, Wismoyo Arismunandar dan nyonya, dua dokter pribadi, dua pengawal pribadi, empat pengawal khusus dan seorang fotografer pribadi.
Baca Juga: Bergambar Pak Harto, Uang Koin Rp 850.000 Ini Jadi yang Termahal di Indonesia
Pak Harto dan keluarganya tiba di Tanah Suci pada 17 Juni 1991. Ketika itu ia disambut oleh Pangeran Majid bin Abdul Azis yang menjabat sebagai Gubernur Makkah.
Ada cerita menarik saat Pak Harto tiba sedang dalam ritual melempar jamrah. Menurut wartawan TVRI yang ikut dalam rombongan, Sutrimo, kehadiran Soeharto mendapat sambutan hangat dari jemaah haji bukan saja dari Indonesia, tapi juga dari berbagai negara.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV