Keberhasilan Pemilu Bukan Hanya Dilihat dari Tingkat Partisipasi, Juga dari Keberdayaan Pemilih
Rumah pemilu | 16 Juni 2022, 00:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Keberhasilan pemilihan umum (pemilu) bukan hanya dilihat dari tingkat partisipasi pemilih semata, tetapi juga dari keberdayaan pemilih.
Hal itu disampaikan Khoirunnisa Nur Agustyati, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), dalam peluncuran Rumah Pemilu 2024 Kompas TV, Rabu (15/6/2022).
Dalam peluncuran melalui acara Satu Meja The Forum Spesial di Kompas TV tersebut, Ninis, sapaan akrabnya, mengatakan tujuan dari pemilu bukan hanya sekadar ada legislatif dan eksekutif terpillih.
Menurut Ninis, jika kita bicara mengenai partisipasi pemilih, sebagai rakyat dan sebagai pemilih, masyarakat punya mekanisme reward dan punishment.
“Kalau kita suka ya kita kasih reward, kita pilih lagi. Kalau kita tidak suka kita kasih punishment dengan tidak memilih lagi,” jelasnya.
“Untuk bisa seperti itu kan perlu pemilih yang berdaya, empower,” lanjut dia.
Baca Juga: Peluncuran Rumah Pemilu 2024, Benarkah Generasi Muda Tertarik pada Politik dan Pemilihan Umum?
Ninis kemudian mencontohkan data pada Pemilu 2019, dengan persentase pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) mencapai angka 81 persen.
Meski tingkat partisipasi mencapai 81 persen, lanjut Ninis, tapi suara tidak sah untuk DPR kala itu sangat tinggi, yakni 11,12 persen atau sekitar 17 juta suara tidak sah.
“Jadi kalau dirangking mungkin juara tiganya itu suara tidak sah. Jadi, orang datang ke TPS tapi mereka berdaya nggak untuk kasih reward dan punishment.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV