Hindari Risiko Kelainan, Kapan Sebaiknya Sunat pada Anak Laki-laki Dilakukan?
Kesehatan | 14 Juni 2022, 05:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sunat atau khitan pada anak laki-laki di Indonesia umumnya dilakukan sebelum akil balig. Namun, kapan saat yang tepat untuk menyunat anak?
Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS mengatakan, apabila pertimbangannya murni soal medis, sunat bisa dilakukan saat masih bayi.
"Yang terbaik saat bayi, kalau ada luka di sel-sel kulit bayi, akan cepat sekali kembali normal," jelas Mahdian, yang juga pendiri Rumah Sunat dr. Mahdian, Jakarta, dikutip dari Antara pada Selasa (14/6/2022).
Meminimalisir risiko kelainan
Lebih lanjut, dia menjelaskan, berdasarkan penelitian 40 persen anak menderita fimosis alias kelainan pada penis dimana kulup melekat, tak bisa ditarik ke belakang.
Kelainan tersebut dapat menimbulkan demam hingga infeksi saluran kemih.
"Kalau dari bayi sudah disunat, risiko itu akan hilang," terangnya.
Baca Juga: Apakah Sunat Bayi Aman? Ini Penjelasan dr Reisa Broto
Menyunat anak sejak masih bayi juga untuk menghindari trauma psikologi ketika anak merasakan pengalaman tak menyenangkan selama atau setelah dikhitan, seperti merasa sakit akibat luka khitan.
"Kalau disunat saat bayi, dia tidak akan ingat dan terbebas dari trauma psikologis ke depannya," sebutnya.
Itulah mengapa, di negara-negara lain seperti Australia rata-rata proses khitan dilakukan saat bayi atau justru ketika seorang laki-laki sudah dewasa dan bisa memutuskan segala sesuatunya sendiri serta siap menanggung konsekuensinya.
Namun, memang beberapa orang tak cuma mementingkan soal medis, tetapi juga faktor sosial. Tidak masalah bila menyunat anak sebelum akil balig atau rata-rata ketika duduk di sekolah dasar.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Antara