Pengamat Ungkap Beda Khilafatul Muslimin dengan HTI, ISIS dan AlQaeda
Agama | 8 Juni 2022, 09:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Intelijen dan terorisme, Ridwan Habib, menjelaskan soal khilafatul muslimin yang sebenarnya berbeda dengan gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) maupun kelompok terorisme seperti ISIS atau Al-Qaeda.
Menurut Habib, hal ini lantaran, gerakan organisasi seperti Hizbut Tahrir, ISIS atau Al-Qaeda sifatnya transnasional yang artinya berjejaring dengan internasional.
Sedangkan, Khilafatul Muslimin pimpinan Abdul Qadir Hasan Baraja ini masih belum atau sifatnya masih di Indonesia, meskipun secara keanggotaan masif.
Ditambah, menurut Habib, pimpinan Khilafatul Muslimin adalah Abdul Qadir Baraja sendiri yang membaiat dirinya sendiri.
“Organisasi didirikan oleh Abdul Qadir Baraja dari 1997, ia inisiatif munculkan khilafah minal muslimin. Ia baiat diri sendiri sebagai khalifah. Ini bedanya dengan HTI, ISIS atau Al-Qaeda yang transnasional,” ungkapnya dalam Sapa Indonesia Pagi, KOMPAS TV, Rabu (8/9/2022).
Lantas, kata Habib, khilafatul muslimin pun mulai menyebarkan pahamnya Indonesia secara terus menerus sampai hari ini.
“Estimasi kami, ada 300.000 anggota Khilafatul Muslimin yang tersebar di sejumlah daerah di Indonesia,” tambahnya.
Baca Juga: Sebar Maklumat Lewat Pamflet, Polri Sebut Khilafatul Muslimin Berpotensi Makar
Apakah Khilafatul Muslimin itu Antipancasila?
Ridwan Habib pun menjelaskan, hal ini lantaran, secara konsep pemahaman khilafatul muslimin itu percaya soal khilafah secara sistem dan khalifah tentang kepemimpinan.
“Abdul Qadir Baraja memahami, puncuk tertinggi umat Islam itu harus khalifah. Jadi, ia tertinggi di atas presiden, gubernur atau perangkat UU. Ketika sudah baiat di organisasi, Abdul Qadir Baraja adalah tertinggi,” pangkasnya.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV