Detik-detik Ade Armando Dikeroyok Massa di Depan Gedung DPR, Berawal Bikin Konten YouTube
Peristiwa | 12 April 2022, 12:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pegiat media sosial Ade Armando diketahui mendatangi lokasi aksi demonstrasi mahasiswa sebelum akhirnya menjadi korban pengeroyokan di depan Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, pada Senin (11/4/2022).
Ade Armando datang ke lokasi unjuk rasa ternyata tidak sendiri. Ade Armando hadir ditemani oleh 4 orang. Demikian hal tersebut disampaikan oleh Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada.
Baca Juga: Heboh Warga Lampung Disebut Pemukul Ade Armando, Kepala Kampung: Warga Saya 2 Tahun Tak ke Mana-mana
"Ade Armando didampingi dua orang kameramen (Indra Jaya Putra dan Bambang T) dan dua penulis (Belmondo Scorpio dan Rama)," kata Nong Darol melalui keterangan tertulisnya yang dikutip pada Selasa (12/4/2022).
Nong mengatakan mereka yang mendampingi Ade Armando yang terdiri atas kameramen dan penulis merupakan tim liputan atas nama PIS, perkumpulan yang baru diluncurkan di The Ballroom Djakarta Theatre pada 23 Maret 2022.
"Tujuannya untuk membuat konten YouTube dan media sosial Gerakan PIS," ujar Nong Darol.
Baca Juga: Perwira Brimob Meninggal Saat Tugas Amankan Demo Mahasiswa, Ternyata Penyebabnya Gara-Gara Ini
Nong menuturkan Ade Armando datang ke lokasi demo sekitar pukul 14.00. Situasi ketika itu masih kondusif. Bahkan, Ade Armando sempat diwawancarai oleh sejumlah jurnalis dari berbagai media massa.
Dalam keterangannya kepada awak media, Ade Armando mengaku datang untuk memantau aksi demonstrasi hari itu.
Ade yang selama ini dikenal getol membela Presiden Joko Widodo atau Jokowi, mengeklaim bahwa dirinya mendukung unjuk rasa mahasiswa yang menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
Baca Juga: Ade Armando Turun ke DPR, Dukung Demo Mahasiswa Tolak Jokowi 3 Periode
"Pukul 15.35 tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisinya saat itu ada di depan pintu gerbang utama DPR," ujar Nong Darol.
Setelah itu, pada pukul 15.38 tim liputan Ade Armando mundur dari posisi semula dan menjauh dari massa demontrasi.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV