Alasan MUI Tolak Pengunduran Diri Miftachul Akhyar: Beliau Mempersatukan Umat
Agama | 16 Maret 2022, 11:44 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, menjelaskan alasan kenapa Rapat Pimpinan MUI akhirnya menolak secara resmi pengunduran diri KH Miftchul Akhyar dari ketua Umum. Menurutnya, sosok Kiai Miftah, sapaan akrab Miftchul Akhyar, adalah ulama pemersatu umat.
Menurutnya, sosok ulama seperti Miftachul Akhyar penting di tengah kondisi umat Indonesia terkini yang sedang mengalami banyak hal, mulai dari soal pandemi hingga nantinya soal pemilu.
“Ulama yang rendah hati, tawadu’ dan mengayomi beliau sebagai pemimpin umat baik sebagai Rais Am di NU maupun di MUI. Beliau dibutuhkan untuk mempersatukan umat,” katanya kepada KOMPAS.TV, Rabu (16/3/2022).
“Di tengah suasana umat dan bangsa menghadapi pemulihan ekonomi semoga Allah menyelamatkan bangsa Indonesia dari persoalan ekonomi, politik sehingga Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman, damai dan sukses, Aamin,” ujarnya.
Rapat pimpinan MUI pada hari Selasa 15 Maret 2022 sepakat secara mufakat dan aklamasi menetapkan Miftachul Akhyar tetap jadi ketum MUI dan menolak permintaan mundur.
Baca Juga: Resmi! Rapat Pimpinan MUI Tolak Miftachul Akhyar Mundur dari Ketum
Kriteria Ulama Pengganti Miftachul Akhyar di MUI
Sebelumnya, Waketum MUI Anwar Abbas bahkan meminta NU untuk tetap merelakan Miftachul Akhyar jadi ketum MUI, meskipun ia juga mendapatkan amanah sebagai Rais Aam PBNU, pimpinan ulama tertinggi di NU.
Bahkan, ketua PP Muhammadiyah tersebut juga membuat surat terbuka yang menyentuh terkait permintaan itu. Surat itu sendiri diberi judul ‘suara hati kami dari MUI’.
“Saya benar-benar sedih dan berduka serta bingung dan tidak tahu akan bicara apa. Beliau KH Miftahul Akhyar kami pilih untuk menjadi Ketua Umum kami di MUI dengan suara bulat tanpa ada lonjong sedikitpun,” tulisnya sebagaimana dilihat Kompas.tv, Kamis (10/3/202).
"Beliau bisa mempersatukan umat, tapi herannya saya, mengapa NU tidak membolehkan dan merelakannya bagi melaksanakan tugas suci dan mulia tersebut sehingga saya benar-benar jadi bingung sendiri dibuatnya,” kata Buya Anwar dalam surat terbukanya itu.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV