Usulan Penundaan Pemilu, Pengamat: Menandakan Demokrasi Indonesia dalam Keadaan Bahaya
Politik | 9 Maret 2022, 11:55 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Pengamat Politik dari Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai kini keadaan demokrasi di Indonesia sedang dalam bahaya.
Hal ini setelah para elite partai politik (parpol) dari PKB, PAN dan Golkar mengusulkan agar Pemilu 2024 ditunda. Alasannya karena Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi akibat adanya Covid-19.
"Demokrasi adalah satu satunya produk dari apa yang disebut reformasi, yang harus kita lakukan adalah memperjuangkan eksistensi demokrasi, menyelamatkan dan mensukseskan trayek demokrasi. Sekarang demokrasi dalam keadaan bahaya, alarm demokrasi bunyi," kata Pangi kepada KOMPAS.TV, Rabu (9/3/2022).
Baca Juga: Demokrat Nilai Pernyataan Jokowi Tidak Tegas soal Tunda Pemilu 2024: Malu-malu Tapi Mau
Ia menduga ada peran kelompok basis kekuasaan para oligarki yang menggaungkan penundaan pemilu agar pesta mereka tak cepat berakhir.
"Siapa operator politik yang mendesainnya? Apakah dalangnya adalah kelompok basis kekuasaan para oligarki? Aktor-aktor yang tidak menginginkan pestanya cepat berakhir, rencana jahat para oligarki membeli parpol demi melanggengkan kekuasaanya?" ujarnya.
Menurut dia, menunda pemilu mengakibatkan negara kehilangan kualitas demokrasi-nya. Sementara, yang berkuasa di Republik Indonesia adalah kuasa rakyat bukan kuasa para oligarki,
Baca Juga: Partai Islam seperti PKB dan PAN Dinilai Kasih Contoh Buruk karena Minta Pemilu Ditunda
"Negara tidak boleh tergelincir menjadi sewenang-wenang. Regresi demokrasi juga ditandai dengan menunda pemilu dan menambah masa jabatan presiden."
"Arus balik demokrasi yang kita khawatirkan, kemunduran demokrasi, kembali terjebak pada rezim otoriter, asumsi itu semakin menempel pada rezim pemerintahan saat ini," katanya.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV