Gus Yahya Sebut Dunia Islam Harus Memilih Dua Hal, Apa itu?
Agama | 26 Januari 2022, 14:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf menjelaskan, dunia Islam saat ini sedang mengalami dilema lantaran harus memilih dua hal yang cukup krusial.
Dua hal ini terkait dengan pilihan, berikut konsekuensi yang nantinya akan dihadapi umat Islam di seluruh dunia terkait peradaban dunia.
Ia lantas menjelaskan, pilihan ini terkait pandangan dan interpretasi tentang yang Islam bervariasi. Pandangan Islam yang nantinya bisa jadi berubah jadi ekstrem atau radikal atau sebaliknya menjadi moderat.
Pandangan ini terjadi baik di dunia akademik, masyarakat dan interpreatasi terkait ormas.
Menurut Gus Yahya, interpretasi dalam respons terhadap realitas yang ada adalah sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam.
Hal ini diungkapkan Gus Yahya saat jadi pembicara di forum seminar international Builiding International Cooperation to Reinforce Commitment and Practices of Islam Rahmatan Lil Alamin yang digelar INFID Kerjasama Muhammadiyah dan PBNU, Rabu (26/1).
“Interpretasi Islam sangat penting. Bagaimana agar bisa menerapkan best practice untuk mengayomi nilai-nilainya dengan konsep Rahmatan lil Alamin di seluruh dunia,” kata Gus Yahya dalam seminar sebagaimana diikuti KOMPAS TV secara daring.
Menurut Gus Yahya, stabilitas dan keamanan yang dihadapi saat ini adalah hasil dari tata kelola yang muncul sebelum perang dunia.
Karenanya, menurut Gus Yahya, menjaga keadilan bagi berbagai kelompok menjadi suatu keniscayaan.
Baca Juga: Ketum PBNU Gus Yahya Ingin “Menghidupkan” Kembali Gus Dur | Rosi
Konsekuensi Pilihan Dunia Islam Menurut Gus Yahya
Lebih lanjut, Gus Yahya juga mengingatkan bahwa saat ini dunia Islam sedang dihadapkan ke dalam dua pilihan, yaitu: memilih kembali ke masa lalu, atau menerima perubahan baru.
“Tantangan yang dihadapi dunia Islam hari ini adalah memilih antara kembali ke masa lalu (peradaban masa lalu atau khalifah universal) atau peradaban baru yang belum sempurna, dan berusaha memperkuat peradaban ini. Kita perlu diskusi lagi tentang konsekuensi pilihan-pilihan ini,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya lantas menjabarkan konsekuensi atas kedua pilihan tersebut.
Menurutnya, jika opsi pertama dipilih artinya sama dengan memilih untuk terus ikut ke peradaban sebelum perang dunia pertama.
Pilihan kedua, tambah dia, tentu tidak mudah untuk diikuti karena tata kelola yang muncul setelah perang dunia kedua, yang saat ini mulai terisi sehingga menyebabkan banyak potensi ancaman bagi keamanan dunia jika tidak dikelola dengan baik.
“Ancaman ini bahkan mengancam peradaban global yang dihadapi saat ini, seperti peperangan atau konflik,” katanya.
Baca Juga: Lebih Susah Jadi Ketum PBNU atau Jubir Gus Dur, Gus Yahya: Ngeri-ngeri Sedap
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV