Jenderal Dudung Diprediksi akan Dipinang Parpol Besar Maju Pilpres 2024, Benarkah?
Politik | 18 Januari 2022, 06:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kontestasi politik menjelang Pilpres 2024 mendatang semakin santer terdengar di kalangan masyarakat.
Sejumlah nama dari tokoh nasional terus bermunculan. Baik yang sudah pensiun hingga banyak pula yang masih menjabat.
Bahkan dari sekian banyak nama, ada tokoh yang dianggap patut diperhitungkan karena kredibilitasnya.
Salah satu tokoh itu adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Baca Juga: Ukir Sejarah, Jenderal Dudung Jadi KSAD Pertama Terbangkan Helikopter Serbu Apache: Luar Biasa!
Hal itu diakui pengamat politik Hari Purwanto. Dia mengatakan, popularitas Dudung belakangan ini melonjak tidak terbendung.
Bukan tanpa alasan, meningkatnya popularitas Dudung karena pernyataan kontroversialnya berhasil menarik perhatian publik.
"Saat jadi Pangdam Jaya, Jenderal Dudung menjadi kontroversial karena menurunkan baliho Habib Rizieq di Petamburan, markas FPI,” ucapnya, Senin (17/1/2022), dikutip dari Tribunnews.com.
“Setelah jadi KSAD, Jenderal Dudung kembali menjadi kontroversial karena memberi pernyataan 'berdoa tidak perlu memakai bahasa Arab',” imbuh Hari.
Bukan itu saja, belakangan ini juga Dudung kembali menjadi sorota publik lantaran lagu Ayo Ngopi.
“Yang terbaru ini, Jenderal Dudung kembali menjadi viral karena merilis lagu 'Ayo Ngopi' dan video flashmob," papar Hari.
Baca Juga: Kata Gerindra Soal Deklarasi Prabowo-Jokowi di Pilpres 2024
Peluang Besar Dudung Maju Pilpres 2024
Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) itu menilai, naiknya popularitas Dudung tentu menimbulkan harapan baru.
Sebab, menurut Hari, saat ini masyarakat masih merindukan sosok TNI sebagai Presiden RI.
Dengan posisi sebagai jenderal bintang empat yang saat ini sedang menjabat KSAD, peluang Dudung menjadi Calon Presiden 2024 terbuka luas.
"Peluang Jenderal Dudung menjadi Presiden sangat besar karena tiga hal,” ujarnya.
Pertama, lanjut Hari, Dudung merupakan Jenderal TNI AD sebagai KSAD.
Kedua, mantan Pangkostrad itu didukung Ketum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang merupakan Partai terbesar.
Penulis : Fadhilah Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com