YLKI Sebut Masyarakat Setujui Tarif KRL Naik Asal Pelayanan Ditingkatkan
Sosial | 16 Januari 2022, 12:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan bahwa kebanyakan masyarakat setuju dengan rencana pemerintah menaikkan tarif KRL dalam waktu dekat ini.
Hal ini mengacu pada penelitian yang dilakukan YLKI pada Oktober 2021 terhadap 2.000 responden di Jabodetabek dan Rangkasbitung.
"Memang ada ruang bagi pemerintah untuk menaikkan tarif KRL menjadi Rp5.000 pada 25 km pertama, sedangkan tarif pada 10 km pertama direkomendasikan tetap atau tidak naik," kata Tulus dalam keterangan tertulis, Minggu (16/1/22).
Namun, kata Tulus, untuk mengimbangi kenaikan tarif, sebanyak 1.065 responden setuju adanya peningkatan pelayanan menjadi prasyarat utama.
Baca Juga: KAI Commuter Tegaskan Tarif KRL Belum Naik
"Untuk mengimbangi penaikan tarif, maka peningkatan pelayanan menjadi prasyarat utama, sebagaimana aspirasi 1.065 responden (lebih dari 50%) agar KAI/PT KCI tingkatkan pelayanannya," kata Tulus.
Menurut Tulus, rencana kenaikan tarif KRL ini dinilai rasional karena sejak 2016 tarif KRL belum mengalami penyesuaian.
Tetapi, rencana ini menjadi tidak masuk akal jika pemerintah hanya menambah besaran dana Public Service Obligation (PSO) pada PT. KAI.
Sebagai informasi, PT. KAI mendapatkan suntikan dana subsidi sebesar Rp 3,2 triliun untuk 250 juta orang yang melakukan perjalanan menggunakan KAI tahun ini.
"Jika pemerintah tidak mampu menambah dana PSO, maka opsi penaikan tarif KRL menjadi tak terhindarkan, walau terasa pahit bagi konsumen," kata Tulus.
Penulis : Hasya Nindita Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV