> >

Update Gempa Banten: 36 Rumah dan 3 Unit Sekolah Rusak di Kabupaten Lebak

Peristiwa | 14 Januari 2022, 22:00 WIB
Warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat gempa di Kadu Agung Timur, Lebak, Banten, Jumat (14/1/2022). (Sumber: Antara)

LEBAK, KOMPAS.TV - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mencatat 36 rumah warga dan sekolah di daerah itu rusak akibat gempa tektonik dengan magnitudo 6,6 pada Jumat (14/1/2022) sekitar pukul 16.05 WIB.

"Dari 36 rumah itu di antaranya 11 unit rumah rusak berat, 21 unit rumah ringan, dan tiga unit sekolah rusak sedang," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Lebak Agus Riza Faizal dilansir dari Antara.

BPBD Lebak hingga saat ini masih melakukan pendataan korban gempa karena tidak tertutup kemungkinan banyak kerusakan tempat tinggal masyarakat.

Dia mengatakan petugas dan relawan terus melakukan pemantauan di lapangan termasuk menerima laporan dari desa dan kecamatan terkait dengan dampak gempa tersebut.

Rumah dan sekolah yang rusak tersebut tersebar di 15 kecamatan. 

Hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan adanya korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

"Kami terus bekerja hingga pagi untuk menerima laporan kerusakan rumah akibat gempa tektonik itu," katanya.

"Kami kini menyediakan logistik untuk menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak gempa," tambah Agus.

Baca Juga: Gempa M 6,6 Bikin Kegiatan Kemendagri di Pandeglang Berantakan, 150 Orang yang Ikut Acara Bubar

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, gempa berkekuatan 6,6 M di wilayah Banten pada Jumat sore itu disebabkan aktivitas subduksi lempeng Samudra Indo-Australia yang menghunjam ke bawah ke lempeng Benua Eurasia.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng samudra Indo-Australia menghunjam ke bawah lempeng Benua Eurasia atau tepatnya ke bawah Pulau Jawa hingga NTT," ujar Dwikorita dalam konferensi pers yang disiarkan dalam kanal YouTube BMKG, Jumat.

Menurutnya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) atau akibat dari patahan naik.

Baca Juga: Sejumlah Rumah Warga di Kecamatan Sumur dan Munjul Pandeglang Alami Kerusakan Akibat Gempa Banten

Dampak Gempa Banten

Dari laporan yang dilaporkan BMKG, gempa berkekuatan 6,6 itu juga menimbulkan kerusakan bangunan di Kabupaten Pandeglang yakni di Kecamatan Munjul dan Kecamatan Cimanggu.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.

Dari tingkat guncangan, sejumlah wilayah merasakan getaran mulai dari skala II hingga VI Modified Mercalli Intensity (MMI).

Skala VI MMI dirasakan di daerah Cikeusik dan Panimbang. Pada skala ini, getaran dirasakan hampir semua orang ditandai dengan barang terpelanting, tiang dan barang besar bergoyang.

Skala IV MMI dirasakan di wilayah Labuan dan Sumur. Pada skala ini gempa dirasakan banyak orang di dalam rumah, di luar rumah, serta ditandai antara lain jendela atau pintu berderik dan dan dinding berbunyi.

Skala III hingga IV MMI dirasakan di Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Anyer, dan Bandar Lampung yang ditandai getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Skala II sampai III MMI dirasakan di Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, Kota Bumi, yang ditandai dengan getaran dirasakan nyata di dalam rumah dan benda-benda ringan atau yang menggantung bergoyang, demikian Dwikorita Karnawati menjelaskan.

Baca Juga: BMKG: Gempa di Selatan Banten Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia Eurasia

 

Penulis : Hedi Basri Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU