Stafsus Jokowi Sebut PBNU Era Gus Yahya Progresif, Ini Alasannya
Agama | 13 Januari 2022, 13:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Staf Khusus Presiden Jokowi Aminuddin Ma'ruf mengatakan kepemimpinan Gus Yahya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) cukup progresif, apalagi terkait memasukkan para Bu Nyai, sebutan untuk tokoh dan ulama perempuan yang mengasuh pesantren.
Amin lantas memaparkan, dalam melibatkan para tokoh perempuan atau "Ibu Nyai" di tubuh kepengurusan nantinya akan memberi pesan positif kepada umat.
Para 'Bu Nyai' yang tampil di kepengurusan Kiai Miftahul Akhyar (Rais Aam PBNU) dan Gus Yahya ini nantinya akan memberikan warna dan peran positif dalam perjalanan kepengurusan NU ke depan.
“Apalagi banyak nama-nama seperti Nyai Shinta Abdurrahman Wahid, Nyai Hj Nafisah Ali Maksum sampai dengan Nyai Hj Khofifah Indar Parawansa sudah membuktikan kesuksesan menjadi pemimpin," kata Aminuddin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Staf Ahli Presiden Jokowi Gugus Tugas Pesantren itu lantas mengatakan, PBNU akan semakin inklusif dengan mengakomodasi para tokoh perempuan berpengaruh untuk tampil di kepengurusan PBNU.
Kebijakan itu, menurut Maruf, patut diapresiasi karena isu-isu perempuan seperti kesetaraan gender atau pemberdayaan perempuan tidak hanya menjadi isu global tetapi juga menjadi isu sentral di dunia.
Baca Juga: Guru Besar UIN Surabaya Menyebut Gus Yahya Bawa Sejarah Baru, Bahkan Tidak Ada Zaman Gus Dur
Ijtihad Gus Yahya Responsif terhadap Masalah Perempuan
Gus Yahya Cholil Staquf, ujar Aminuddin, sangat responsif dengan persoalan mutakhir yang bersinggungan dengan kepentingan untuk menjaga martabat perempuan.
"Mengingat isu mutakhir domestik sangat bersinggungan dengan perempuan, mulai dengan isu kekerasan terhadap perempuan sampai dengan pemberdayaan ekonomi perempuan," ujarnya.
Bahkan, Aminudin menyebut upaya Gus Yahya dalam kepengurusan NU ini sebagai bentuk ijtihad.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV