Profil Ganjar Pranowo, Dilaporkan ke KPK di Tengah Elektabilitas Tinggi Menuju Pilpres 2024
Sosok | 9 Januari 2022, 06:48 WIBSaat itu, ia menggunakan tagline 'Mboten Korupsi Mboten Ngapusi' (tidak korupsi tidak membohongi) dan berpasangan dengan Heru Sudjatmoko yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan (PDIP).
Ia lantas terpilih kembali sebagai Gubernur Jawa Tengah dengan masa jabatan 2018-2023.
Kandidat Capres 2024
Selain itu Ganjar Pranowo digadang-gadang menjadi salah satu kandidat kuat sebagai calon presiden (Capres) pada Pemilu 2024.
Bahkan, berdasarkan hasil survei Indopol, Ganjar menduduki posisi teratas terkait elektabilitas simulasi calon presiden.
Elektabilitas mantan anggota DPR RI yang tinggi itu membuat suhu politik internal PDIP sempat memanas.
Pasalnya, hal itu dianggap sebagai hambatan putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani untuk maju sebagai calon presiden atau wakil presiden dari PDIP.
Hal itu terlihat dari Ganjar yang tidak diundang dalam acara koordinasi partai untuk seluruh kader PDI-P beserta kepala daerah partai tersebut di Jawa Tengah.
Tersandung Kasus Korupsi
Kemudian pernah pula Setya Novanto, terpidana kasus korupsi e-KTP sempat menuding Ganjar Pranowo, menerima uang suap dari anggaran proyek Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam kasus korupsi pengadaan KTP elektronik.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Dilaporkan Terkait e-KTP, Relawan: Setiap Mau Kontestasi Politik Keluar Isu Ini
Adu mulut bahkan terjadi antara Setya dan Ganjar saat persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, 2 Agustus 2018 lalu.
Setya Novanto kala itu mengatakan mantan anggota Komisi II dari Fraksi Golkar, Mustokoweni, mengaku kepadanya telah memberikan uang suap kepada Ganjar.
Namun, saat itu Ganjar membantah habis-habisan tudingan dari Setya Novanto.
"Mustokoweni janjikan pernah ingin berikan langsung tapi saya tolak. Kalau Miryam katakan pernah berikan, di depan Pak Novel (Baswedan—penyidik KPK), dia katakan tidak pernah berikan uang kepada saya. Andi Narogong juga sama seperti itu. Cerita itu tidak benar," kata Ganjar seperti dilansir dari BBC.
Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, BBC