Pesawat Tanpa Awak dari UGM Bisa Cegah Kebakaran Hutan, Cek Spesifikasinya
Sosial | 6 Januari 2022, 16:59 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Peneliti dari UGM mengembangkan pesawat tanpa awak yang diberi nama Elang Caraka. Pesawat ini bisa menjadi sarana deteksi dini kebakaran hutan.
Pesawat tanpa awak yang dirancang peneliti dari Program Studi Teknik Mesin UGM ini bisa terbang selama enam jam dengan jarak tempuh 200 kilometer untuk melakukan pengawasan wilayah secara otonom.
Menurut Gesang Nugrono, ketua tim penelitian, operator bisa mengendalikan pesawat tanpa awak dari jarak jauh serta melihat rekaman gambar secara langsung melalui monitor yang ada di ground control station.
Baca Juga: Inovasi Baru, Pesawat Tanpa Awak untuk Usir Hama Tanaman
“Elang Caraka dikembangkan sebagai solusi untuk mencegah meluasnya kebakaran hutan yang ada di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (6/1/2022).
Elang Caraka memiliki bentang sayap sepanjang 3,6 meter dan badan pesawat sepanjang 1,92 meter, serta dilengkapi kamera thermal untuk mengirimkan rekaman udara secara langsung yang dapat dilihat di darat.
Mesin dengan kapasitas 30 cc digunakan untuk menerbangkan pesawat Elang Caraka yang berbobot 20 kilogram dan hanya memerlukan landasan sepanjang 90 meter untuk lepas landas dan mendarat.
“Biaya operasional pesawat tanpa awak Elang Caraka juga jauh lebih murah dibandingkan menggunakan helikopter,” ucapnya.
Pesawat ini dapat mendeteksi kebakaran dengan sensor cerdas Electrical Nose (Enose) yang mampu mendeteksi adanya asap yang ditunjukkan oleh meningkatnya grafik output dari sensor cerdas dibanding dengan kondisi normal tanpa asap.
Enose bekerja seperti hidung manusia, menggunakan larik sensor gas yang mampu mendeteksi asap tersebut.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV