Riset Vaksin Merah Putih Khawatir Mandek usai Eijkman Dilebur, BRIN: Tidak Ada Hubungannya
Kesehatan | 2 Januari 2022, 22:33 WIB"Pemerintah jangan gegabah, perlu memikirkan soal ini secara saksama. Jangan sampai program strategis yang menjadi amanat LBM Eijkman, misalnya untuk mengembangkan riset vaksin Merah Putih menjadi mandek atau terbengkalai," kata Mulyanto, Minggu.
Selain itu, dia juga mempertanyakan nasib ilmuwan yang menjadi korban. Mengingat tidak mudah mencari ilmuwan pengganti dalam waktu singkat di tengah riset vaksin Merah Putih yang sedang dijalankan.
Baca Juga: Kabar Pemberhentian 100 Ilmuwan Eijkman tanpa Pesangon, Kepala BRIN: Tentu Itu Tak Benar
"Dengan diberhentikannya para saintis yang mencapai 100 orang lebih serta dipindahkannya laboratorium LBM Eijkman jauh dari RSCM/FKUI, tentu menimbulkan kekhawatiran kita soal kelanjutkan Riset Vaksin Merah Putih yang dimotori LBM Eijkman bersama BUMN Bio Farma," ucap Mulyanto.
"Ini akan membuat jadwal produksi Vaksin Merah Putih Eijkman semakin molor," tegasnya.
Sebagai informasi, Eijkman resmi terintegrasi ke BRIN pada September 2021. Lembaga itu juga telah berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.
Pada 1 Januari 2022, Tim Waspada Covid-19 Lembaga Eijkman (WASCOVE) menyatakan pamit, setelah resmi diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN.
Pernyataan ini disampaikan pihak Eijkman melalui akun media sosial resminya, @eijkman_inst, pada Jumat (31/12) malam.
"Mulai tanggal 1 Januari 2022, kegiatan deteksi COVID-19 di PRBM Eijkman akan diambil alih oleh Kedeputian Infrastruktur Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional. Selamat Tahun Baru 2022. Salam sehat, WASCOVE. Bersama, kita pulih kembali. Kami Pamit," tulis Eijkman.
Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban: Eijkman adalah Sejarah, Sepatutnya Dihormati
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Tribunnews.com