Sejarawan NU: PKB akan Sulit Mesra dengan PBNU, Efek Gus Yahya Jauhkan NU dari Politik Praktis
Politik | 30 Desember 2021, 11:07 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sejarawan muda NU, Virdika Rizky Utama, mengatakan bahwa terpilihnya Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum PBNU akan berefek ke beberapa partai politik yang selama ini dianggap dekat dengan NU.
Salah satunya, kata Virdika, adalah PKB yang dianggapnya bakal sulit untuk kembali mesra dengan PBNU seperti waktu-waktu sebelumnya.
Virdika yang menulis buku kontroversial bertajuk Menjerat Gus Dur (2019) lantas menjelaskan, hal ini terkait pernyataan terbuka Gus Yahya tentang mengembalikan khittah NU dan menjauhi politik praktis.
“Rasanya sulit partai politik, meskipun itu PKB, akan sulit mesra lagi dengan PBNU, ini efek pernyataan terbuka Gus Yahya tentang NU menjauhkan diri dari politik praktis,” papar Virdika kepada KOMPAS TV lewat pesan WA, Kamis (30/12)
Baca Juga: Saat Baliho Cak Imin Menyelimuti Muktamar NU Lampung di Segala Penjuru
Virdika yang juga peneliti di Para Syindicate itu lantas menjelaskan, nantinya akan kelihatan kaitan dengan hubungan Antar-organisasi atau institusi yang lebih jelas antar keduanya.
NU sebagai organisasi keumatan dengan PBNU sebagai pusatnya, kata Virdika, akan berbeda dengan PKB yang merupakan partai politik.
“Ini akan menguntungkan bagi NU menjalankan tugas dan fungsinya. Kalupun harus politik, politik NU adalah politik nilai bukan praktis,” paparnya.
Baca Juga: Adu Baliho Politisi di Muktamar NU Lampung: Cak Imin Ada di Mana-Mana, Zulhas Berdoa
PKB dan PBNU dinilai dekat mengingat PKB dalam sejarah dilahirkan oleh para pengurus PBNU pada 23 Juli 1998. Beberapa pengurus PBNU mendeklarasikan partai ini, di antaranya adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur), A. Mustofa Bisri (Gus Mus), Kiai Muchit Muzadi dan lain-lain.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV