> >

Saat KH Miftachul Akhyar Berdiri di Antara Jabatan Ketum MUI dan Rais Aam PBNU

Agama | 28 Desember 2021, 17:41 WIB
KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Rais Aam PBNU saat masih menjabat sebagai Ketua Umum MUI periode 2020-2025. (Sumber: Panitia Muktamar NU)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketika terpilih menjadi Rais Aam PBNU pada Jumat (24/12/2021) lalu, KH Miftachul Akhyar masih menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025.

Beliau terpilih dalam Munas kesepuluh MUI yang digelar di Jakarta pada tahun 2020.  

Menginjak akhir 2021, Kiai Miftach, begitu ulama kharismatik asal Jawa Timur itu biasa disapa, diberi amanah oleh komite Ahlul Hal Wal Aqdi (AHWA) sebagai pimpinan tertinggi para ulama di Organisasi Nahdlatul Ulama dalam Muktamar ke-34 Lampung.

Dalam penetapan sebagai Rais Aam itu, Miftachul diminta agar tidak merangkap jabatan dan fokus terhadap pengembangan PBNU.

KH Zainal Abidin, salah satu anggota dari sembilan ulama terpilih AHWA, dalam pidato penunjukan Rais Aam PBNU di Lampung, Jumat dinihari lalu, mengatakan bahwa Kiai Miftach mengaku akan taat terhadap keputusan AHWA.

"Ada anggota AHWA berpendapat, kalau ingin menjadi Rais Aam NU diharapkan untuk tidak rangkap jabatan di organisasi yang lain. Ada pandangan seperti itu, dan disetujui dan Rais Aam diminta fokus dalam pembinaan NU ke depan. Kiai Miftach mengatakan sami'na wa atha'na," ujar Zainal.

Sami'na wa atho'na ini berarti, Kiai Miftah akan mengikuti segala usulan dari AHWA dengan tanpa membantah sama sekali alias menerima.

Hal ini sesuai dengan tradisi pesantren, di mana saat seorang santri menerima titah dari guru atau kiainya, ia akan menjalankan segala yang diperintahkan.

Baca Juga: Miftachul Akhyar Kembali Terpilih Sebagai Rais Aam NU Periode 2021-2026

Miftachul Akhyar di Antara Jabatan Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI

Pihak MUI secara terbuka meminta kepada NU untuk mengizinkan Kiai Miftach untuk tetap merangkap jabatan, menjadi Ketum MUI sekaligus Rais Aam PBNU.

Sekjen MUI Amirsah Tambunan meminta sosok pengasuh Pesantren Miftahussunnah, Surabaya, Jawa Timur itu untuk tetap menjadi bagian dari MUI, mengingat posisinya sangat krusial bagi organisasi.

"Kiai Miftachul Akhyar sebagai ulama sangat dibutuhkan di MUI yang saat ini sebagai Ketua Umum MUI (2020-2025) hasil Munas ke X di Jakarta," kata Amirsyah kepada wartawan, Senin (27/12/2021).

"Berkenaan permintaan musyawarah AHWA di Muktamar NU yang meminta Kiai Miftachul Akhyar untuk tidak merangkap jabatan, sifatnya usulan jadi tergantung pada kesepakatan PBNU. Hemat saya tidak berimplikasi juga terhadap jabatan Ketum MUI."

Baca Juga: Pandangan Tim AHWA Minta Rais Aam Terpilih Miftachul Akhyar Tidak Rangkap Jabatan

Amirsyah yang menjadi Sekjen MUI menggantikan Anwar Abbas di Muktamar kesepuluh MUI itu lantas menjelaskan, bahwa keputusan AHWA dibikin setelah Kiai Miftach menjadi Ketum MUI.

Apalagi, menurutnya, posisinya adalah Rais Aam yang tugasnya di level kebijakan.

"Karena beliau terlebih dahulu menjabat sebagai Ketum MUI sementara keputusan AHWA baru saja Muktamar NU ke-34. Saya berharap jabatan tersebut dapat dilakukan rangkap jabatan karena sebagai Rais Aam bersifat kebijakan," ujar Amirsyah.

Baca Juga: Inilah 9 Ahwa Terpilih Muktamar NU ke-34 Lampung, Ulama Khos yang Memilih Rais Aam PBNU

KH Miftachul Achyar Dianggap Pemersatu Golongan Islam

Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas yang dengan terbuka memohon kepada PBNU agar Kiai Miftach tetap diizinkan mempertahankan jabatannya sebagai Ketum MUI.

"MUI meminta dan memohon dengan sangat kepada NU agar memperkenankan bapak KH Miftachul Akhyar supaya tetap bisa merangkap dan melaksanakan tugasnya menjadi Ketua Umum MUI," ujar Anwar Abbas seperti dikutip KOMPAS TV dari Antara, Senin (27/11).

Bagi Anwar Abbas, MUI membutuhkan Kiai Miftach mengingat sosok ulama itu bisa menjadi perekat umat.

"Untuk itu MUI sangat memerlukan sosok seorang ketua umum yang mumpuni yang mampu merekat dan memperkuat persatuan serta kesatuan di kalangan umat dan warga bangsa," kata dia.

Baca Juga: Anwar Abbas Minta PBNU Izinkan KH Miftachul Akhyar Rangkap Jabatan sebagai Ketua MUI

Apakah KH Miftachul Akhyar akan meninggalkan MUI dan berfokus pada posisinya sebagai Rais Aam PBNU?

Kiai Miftach sendiri belum menentukan keputusan terkait dirinya yang berada di antara jabatan penting bagi umat Islam tersebut.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU