75 Tahun Rhoma Irama: Sang Raja di Panggung Dangdut, Tersendat di Pentas Politik
Sosok | 13 Desember 2021, 11:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Tampil di stasiun televisi swasta dalam rangka merayakan 75 tahun usianya, tak terlihat tanda lelah di tubuhnya. Malam itu, Rhoma Irama menyanyikan sejumlah lagu yang pernah hits, seperti Seni, Berdendang, Kelana 1 hingga Sumbangan, Sabtu (11/12/2021).
Sejumlah penyanyi kenamaan Indonesia turut meramaikan konser tersebut, antara lain Ruth Sahanaya dan Chaca Handika, seniman Heri Dono, serta beberapa finalis Dangdut Academy seperti Fildan, Reza, Putri, Nabila, finalis Liga Dangdut Indonesia Fikoh, Gunawan, Nia, Hari, Ratna, Sulis, Aco, Faiaal, dan Findi pemenang Bintang Pantura Musim Keenam.
Penampilan "Si Raja Dangdut" malam itu, memperlihatkan stamina dan kebugaran tubuhnya di panggung dalam usia yang tidak muda lagi.
Penampilan itu menandakan kiprah lelaki kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat 11 Deseember 1946 itu, belum redup. Karya-karyanya masih terus dibawakan, penampilannya banyak ditiru dan filmnya banyak yang menonton.
Selain aksi panggungnya, Rhoma juga dikenal sebagai politikus yang pernah mewarnai demokrasi di Indonesia. Sebelum banyak artis terjun ke politik, Bang Haji, demikian biasa disapa oleh kolega dekatnya, sudah menjadi juru kampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1977 yang membuat kemenangan besar di Jakarta.
Tapi kemenangan partai berlambang Kakbah ini tak membawa keberuntungan kepadanya. Sebaliknya, karir bermusiknya justeru terseok. Penampilannya di TVRI, satu-satunya televisi di Indonesia, dicekal. Sejumlah konsernya di berbagai daerah dihambat.
Barulah ketika pada 1987, saat di pamit dari PPP dan menyatakan gabung dengan Golkar, karir bermusiknya mulus kembali.
Baca Juga: Kini Tinggal Sendiri, Rhoma Irama Cerita Soneta yang Tak Punya Pewaris
Setahun kemudian, pada 1988, aksinya bisa dinikmati lagi TVRI, konsernya kembali marak di banyak tempat. Bukan hanya itu, Rhoma pun melenggang ke senayan terpilih jadi anggota MPR mewakili utusan golongan seniman dan artis pada 1992. Dia menduduki jabatan itu hingga tahun 1997.
Setelah reformasi tak membuatnya larut mendirikan partai yang kala itu menjamur. Dia justeru kembali bermusik. Sejumlah karya terus dilahirkan, salah satunya lagu reformasi. Hingga pada pemilu 2014, nama Rhoma ditarik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai calon presiden.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV