Laporan Terbaru WHO: Covid-19 Omicron Sudah Menyebar di 57 Negara
Update corona | 9 Desember 2021, 07:18 WIBJENEWA, KOMPAS.TV – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaprokan virus corona varian Omicron sudah menyebar di 57 negara. Jumlah pasien yang membutuhkan rawat inap kemungkinan akan meningkat seiring penularan virus tersebut.
Melalui laporan mingguan, WHO menyatakn, perlu lebih banyak data untuk mengevaluasi tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron dan untuk mengetahui apakah mutasinya akan mengurangi kekebalan yang didapat dari vaksin.
"Bahkan jika tingkat keparahannya setara atau berpotensi lebih rendah daripada varian Delta, diprediksikan pasien rawat inap akan meningkat jika lebih banyak orang yang terinfeksi dan akan ada jeda antara lonjakan insiden kasus dan lonjakan insiden kematian," jelas mereka, Rabu (8/12/2021), seperti dikutip dari Antara.
Adapun, WHO pada 26 November menetapkan Omicron, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, sebagai varian yang diwaspadai sekaligus menjadi varian kelima.
Baca Juga: Kemenkes Yakini Varian Omicron Belum Terdeteksi di Indonesia
Laporan kasus Covid-19 di Afrika Selatan naik dua kali lipat dalam sepekan sampai 5 Desember menjadi lebih dari 62.000 kasus. Menurut WHO, "Lonjakan yang sangat tinggi terjadi di Eswatini, Zimbabwe, Mozambik, Namibia, dan Lesotho."
Merujuk pada risiko infeksi berulang, WHO menerangkan, Analisis awal menunjukkan bahwa mutasi yang ada pada varian Omicron kemungkinan mengurangi aktivitas penetralan antibodi yang mengakibatkan berkurangnya perlindungan yang diperoleh dari imunitas alami.
"Perlu data lebih lanjut untuk menilai apakah mutasi yang ada di varian Omicron mampu mengurangi perlindungan imunitas yang dihasilkan dari vaksin dan diperlukan data mengenai efektivitas vaksin, seperti penggunaan dosis tambahan," kata organisasi tersebut.
“Varian Omicron sebagian mampu menghindari perlindungan dari dua dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech,” kata kepala laboratorium di Lembaga Riset Kesehatan Afrika di Afrika Selatan, Selasa (7/12/2021) lewat hasil riset sakla kecil.
Baca Juga: WHO Sarankan Tak Gunakan Terapi Plasma Darah Konvalesen untuk Perawatan Pasien Covid, Ini Alasannya
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV