Mensos Risma Paksa Anak Tunarungu Bicara, Wakil Ketua Komisi VIII: Ironis
Politik | 3 Desember 2021, 14:40 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menanggapi peristiwa Menteri Sosial Tri Rismaharini yang memaksa anak tunarungu untuk berbicara.
Menurut dia, pemandangan seperti itu amat ironis karena dilakukan oleh seorang pejabat negara yang seharusnya memiliki kepekaan yang lebih tinggi.
"Saya tidak mau berkomentar labih jauh terkait peristiwa itu, kecuali hanya bisa berkata: ironis," kata Ace kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).
Baca Juga: Mensos Risma Tuai Kecaman Usai Dituding Paksa Penyandang Tuna Rungu untuk Berbicara!
Politikus Partai Golkar itu menilai, semesetinya Risma bisa menghargai dan menghormati keterbatasan yang diberikan oleh Tuhan kepada para penyandang disabilitas.
"Tidak semestinya, kita memaksakan orang yang memiliki keterbatasan fisik, sesuai dengan kemampuan fisik secara normal," ujarnya.
Ia menyebut, para penyandang disabilitas itu harus memiliki kehidupan sebagaimana layaknya manusia yang normal, tapi bukan dengan cara dipaksa seperti itu.
"Tugas negara jelas, memastikan agar kelompok disabilitas ini dapat hidup sebagaimana warga negara biasa. Disfungsi fisik yang dialaminya harus mendapatkan pelayanan yang sama di mata negara. Bukan dipaksa supaya normal."
"Mereka juga pasti ingin bicara seperti halnya manusia yang bisa berkomunikasi secara normal. Namun keterbatasan untuk bicara tak bisa dipaksa," katanya.
Sebelumnya, Menteri Sosisl Tri Rismaharini jelaskan soal tindakannya yang memaksa penyandang disabilitas rungu wicara untuk berbicara di hadapan khalayak ramai saat peringatan Hari Disabilitas Internasional di kantor Kemensos, Jakarta, Rabu (1/12/202).
Baca Juga: Mensos Risma Menangis, Minta Masyarakat Tak Pandang Rendah Penyandang Disabilitas
Risma mengaku tidak melarang para penyandang tunarungu untuk menggunakan bahasa isyarat. Namun, ia hanya ingin para penyandang disabilitas selalu memaksimalkan penggunaan anggota tubuh yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
"Tuhan itu memberikan mulut telinga, mata kepada kita yang ingin Ibu ajarkan pada kalian terutama anak-anak yang dia menggunakan alat bantu dengar sebetulnya tidak mesti dia bisu," ujar Risma dilansir dari Kompas.com, Kamis (2/12/2021).
"Jadi karena itu kenapa Ibu paksa kalian untuk bicara Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita. Mulut, mata, telinga," kata dia.
Risma mengatakan, ia melihat hal itu dari sosok Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia yang merupakan penyandang disabilitas.
Baca Juga: Heboh soal Minta Penyandang Tuli Bicara, Risma: Tak Ada Niat untuk Memaksa, Buat Apa?
Menurut dia, saat pertama kali bertemu, cara bicara Angkie masih belum lancar. Namun, karena terus dilatih, kini cara bicara Angkie menjadi lebih jelas.
"Ibu ingin coba berapa kemampuan terutana anak untuk memaksimalkan telinganya, mulutnya, tidak boleh menyerah stefan, tidak ada kata menyerah," kata Risma.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV