Epidemiolog UI: PPKM Level 3 di Akhir Tahun Salah Besar, Harusnya PPKM Khusus Nataru
Berita utama | 3 Desember 2021, 10:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 yang akan diterapkan pada momen perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang adalah salah besar.
Pernyataan ini disampaikan Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono dalam program dialog Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (3/12/2021).
Ia menyatakan seharusnya pemerintah bisa menggunakan PPKM Khusus Nataru sehingga kemudian tidak menyebabkan kebingungan terkait kebijakan publik di tengah pandemi Covid-19.
"Bahwa pembatasan sosial kali ini kita menggunakan PPKM Level 3, itu salah besar. Seharusnya, tidak menggunakan PPKM Level 3. Harusnya pun kalau menggunakan pembatasan dengan PPKM, maka dengan PPKM khusus karena akan membingungkan kebijakan publiknya," kata Tri Yunis Miko Wahyono.
Lebih lanjut, Tri Yunis menjelaskan bahwa kebingungan terkait kebijakan publik berkaitan dengan dua indikator yang selama ini diterapkan, yakni jumlah kasus dan kapasitas respons kabupaten atau kota.
Oleh karena itu, dirinya mendorong pemerintah untuk menggunakan nama PPKM Khusus dalam setiap momentum tahunan guna mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Baca Juga: PPKM Level 3, Ibadah dan Perayaan Natal Dibatasi 50 Persen dari Kapasitas Gereja
Terlebih kata Tri Yunis, Indonesia sebelumnya juga sudah bisa menerapkan PPKM Darurat.
"Harusnya kalau menggunakan PPKM, ya PPKM Khusus Natal dan Tahun Baru trus nanti PPKM Khusus Lebaran. Harusnya itu ada aturannya, toh kita bisa melakukan PPKM Darurat, kita harusnya bisa menerapkan PPKM Khusus," jelas Tri Yunis.
"Jadi jangan pakai level karena akan menghancurkan sebaran kasusnya," sambungnya.
Selain itu, dosen tetap UI ini juga menyatakan bahwa selama ini Indonesia tidak pernah belajar dari pengalaman.
Terlebih pengalaman pada tahun 2020 dan pertengahan 2021 yang mengalami lonjakan kasus setelah liburan berlangsung.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV