Kembali Makan Korban, Ketua Komisi X Minta Nadiem Bekukan Sementara Diksar Menwa
Politik | 1 Desember 2021, 13:46 WIBJAKARTA, KOMPAS TV – Pendidikan Dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) kembali meminta korban. Kali ini seorang mahasiswi D3 Fisioterapi UPN Veteran Jakarta Fauziah Nabila yang harus meregang nyawa setelah mengikuti long march sejauh 15 kilometer di Kawasan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/11/2021) lalu. Fauziah Nabila kemudian dinyatakan meninggal saat dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menjelaskan, sudah sepatutnya kegiatan Diksar itu dibekukan sementara dari dunia kampus setelah dua bulan lalu mahasiswa UNS Solo yang menjadi korban.
Baca Juga: Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Tewas Saat Pembaretan Menwa, Ini Kata Komandan Menwa
"Kami meminta ada evaluasi menyeluruh dari Kemendikbud Ristek terkait dengan kegiatan Diksar Menwa ini, sehingga ke depan tidak lagi jatuh korban."
“Kenapa harus Kemendikbud Ristek yang turun tangan karena kasus jatuhnya korban nyawa dalam Diksar Menwa ini terjadi acak di berbagai kampus di Indonesia, sehingga harus ada evaluasi terpadu yang dikoordinir oleh Kemendikbud Ristek,” kata Syaiful, Rabu (1/12/2021).
Menurut dia, jika ditarik ke belakang, hampir setiap tahun ada korban meninggal dalam kegiatan Diksar Menwa.
Di tahun 2015 misalnya, mahasiswi UGM Piky Puspitasari tewas di hari kedua Diksar karena kelelahan.
Di tahun 2019, Muhammad Akbar dari Universitas Taman Siswa Palembang meninggal saat mengikuti Diksar. Di tahun yang sama, mahasiswa Universitas Jayabaya Bagaskara juga meninggal.
“Selama 2020 tidak ada korban karena bisa jadi Diksar Menwa tidak dilakukan karena pandemi Covid-19. Namun di tahun ini hingga bulan Oktober sudah ada tiga korban tewas yakni Nailah Khalisah dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, lalu Gilang Efendi Saputra dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), dan terakhir Fauziah Nabila dari UPN Veteran yang meninggal setelah mengikuti Diksar Menwa,” ujarnya.
Baca Juga: Wagub DKI Turut Berbelasungkawa atas Wafatnya Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Saat Pembaretan Menwa
Politikus PKB itu menyatakan tidak ada yang salah aktivitas Menwa sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) di kampus.
Menwa seperti lembaga penerbitan mahasiswa, lembaga penelitian mahasiwa, atau pecinta alam mempunyai hak yang sama untuk beraktivitas sebagai organisasi intra kampus.
“Kendati demikian harus ada perhatian khusus karena terbukti ada rentetan peristiwa dalam proses Diklatsar Menwa yang sampai merengut korban jiwa,” katanya.
Politikus PKB ini mengimbau agar Diklatsar Menwa ke depan lebih mengedepankan kecakapan kognitif dibandingkan dengan kekuatan fisik.
Di level mahasiswa harusnya kurikulum bela negara diterjemahkan dalam penyusunan strategi bagaimana cinta tanah air harus diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi, baik di masa damai maupun konflik.
Baca Juga: Ini Respons Rektor UPNVJ Terkait Pengusutan Kasus Kematian Anggota Menwa Kampusnya
“Kekuatan fisik sebagai Menwa ya memang harus ada, tetapi sewajarnya saja. Karena kalo toh mereka harus turun sebagi komponen cadangan bela negara mereka harusnya diterjunkan sebagai penyusun strategi bukan sebagai eksekutor di garis depan."
"Jadi harus ada evaluasi terhadap pelaksanaan Diksar Menwa utamanya materi pelatihan fisiknya. Jangan sampai merengut nyawa anggotanya,” kata dia.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV