Kemenkes Sebut Varian Delta yang Mendominasi di Indonesia Sama Dengan yang di Singapura
Peristiwa | 16 November 2021, 18:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut turunan dari mutasi Covid-19 varian Delta yang paling banyak diidentifikasi di Indonesia adalah AY.23, sama dengan varian yang mendominasi di Singapura.
Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam webinar Libur Nataru dan Varian Baru Strategi Cegah Gelombang ke-3 Pandemi Covid-19, Selasa (16/11/2021).
"Kebetulan varian Delta yang banyak beredar di Indonesia itu mirip dengan yang di Singapura yaitu AY.23. Artinya, kalau kita melihat virus yang variannya lebih cepat menular dan meningkatkan tingkat kematian, tingkat keparahan tentunya tetap menjadi kewaspadaan kita," kata Nadia.
Lebih lanjut, Nadia juga menjelaskan bahwa varian Delta saat ini memiliki banyak turunan varian baru. Bahkan disebut telah memiliki turunan sebanyak 45-50 varian. Adapun salah satunya ialah varian Delta Plus.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau seluruh pihak untuk terus waspada terhadap kemungkinan potensi terjadinya lonjakan kasus. Terlebih hingga saat ini kasus yang mendominasi di Indonesia ialah varian Delta AY.23.
Baca Juga: Apakah Varian Delta Plus Lebih Berbahaya, Ini Kata Pakar dari UGM
"Karena dominasi varian delta dan turunannya itu masih masuk varian yang paling banyak kita punya. Sehingga potensi lonjakan kasus itu masih sangat memungkinkan," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah menyatakan hingga saat ini, varian Delta Plus atau AY 4.2 belum ditemukan di Indonesia. Meski demikian, seluruh pihak diminta waspada guna mengantisipasi adanya gelombang ketiga kasus Covid-19.
"Kalau sampai saat ini AY 4.2 ini belum ditemukan di Indonesia, tapi bukan berarti kita harus tenang. Kita harus tetap waspada, karena varian tersebut merupakan turunan dari varian Delta," kata Nadia.
Lebih lanjut, Nadia menyebut bahwa varian Covid-19 yang beredar di Indonesia yaitu AY.23, sama dengan varian yang juga menyebar di Singapura.
Adapun kewaspadaan terhadap AY 4.2 perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi adanya potensi lonjakan kasus yang memang masih memungkinkan terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Covid Varian Delta Plus Belum Ditemukan di Indonesia, Kemenkes: Kita Harus Tetap Waspada
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV