Yusril Nilai Pertimbangan MA Soal Gugatan AD/ART Partai Demokrat Masih Cetek, Tapi Harus Dihormati
Politik | 10 November 2021, 20:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Mahkamah Agung (MA) menolak gugatan judicial review atau uji materi AD/ART Partai Demokrat yang diajukan tiga mantan kader Partai Demokrat dengan kuasa hukumnya Yusril Ihza Mahendra.
Dalam pertimbangan putusan MA menyatakan tidak berwenang memeriksa, mengadili dan memutus objek permohonan, karena AD/ART tidak memenuhi unsur sebagai suatu peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 dan Pasal 8 UU PPP.
Kemudian, AD/ART partai politik bukan norma hukum yang mengikat umum, tetapi hanya mengikat internal Parpol yang bersangkutan.
Baca Juga: MA Tolak Gugatan Yusril Soal AD/ART Partai Demokrat, AHY: Kami dari Awal Sudah Yakin
Selanjutnya Parpol bukanlah lembaga negara, badan atau lembaga yang dibentuk oleh UU atau Pemerintah atas perintah UU, tidak ada delegasi dari UU yang memerintahkan Parpol untuk membentuk peraturan perundang-undangan.
Yusril angkat bicara tekait putusan MA tersebut. Menurutnya pertimbangan MA menolak gugatan judicial review tidak mendalam alias cetek.
Mantan Menkumham ini menilai pertimbangan hukum MA dalam memeriksa perkara ini terlihat sangat elementer.
Pertimbangan MA tesebut juga masih jauh untuk dikatakan masuk ke area filsafat hukum serta teori ilmu hukum untuk memahami pembentukan norma hukum secara mendalam.
Baca Juga: Gugatan Yusril soal AD/ART Partai Demokrat Ditolak, Kubu Moeldoko Justru Bersyukur
Yusril juga menyatakan putusan MA tersebut masih dapat diperdebatkan. Pertama MA menyatakan permohonan tidak dapat diterima atau “niet onvanklijke verklaard” karena AD dan ART partai bukanlah peraturan perundang-undangan yang berlaku umum.
AD dan ART menurut MA hanya mengikat ke dalam, kepada anggota partai itu, tidak mengikat ke luar. Namun Yusril menilai AD dan ART tidak sepenuhnya hanya mengikat ke dalam, tetapi ke luar juga.
"AD parpol mengatur syarat menjadi anggota partai. Syarat menjadi anggota itu mengikat setiap orang yang belum ingin menjadi anggota parpol tersebut," ujar Yusril dalam keterangannya, Rabu (10/11/2021), dikutip dari Kompas.com.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV