UGM Bentuk Tim Kosmopolis Rempah, Ada Tujuan Mulia di Baliknya
Sosial | 3 November 2021, 19:35 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Universitas Gadjah Mada (UGM) membentuk Tim Kosmopolis Rempah UGM. Tim yang diluncurkan dalam kegiatan Webinar "Rekonstruksi, Revitalisasi dan Inovasi untuk Penguatan Kosmopolis Rempah Nusantara sebagai Warisan Dunia (World Heritage)", Rabu (3/11/2021).
Tim Kosmopolis Rempah UGM yang merupakan kelompok riset yang multidisiplin. Tim ini melakukan pendekatan rekonstruksi, revitalisasi, dan inovasi terhadap jalur rempah nusantara sebagai warisan dunia.
Menurut Rektor UGM Panut Mulyono, kosmopolis rempah adalah sebuah zona atau wilayah baik urban maupun sub-urban yang terhubung secara global baik langsung maupun tak langsung oleh produksi, konsumsi dan perdagangan rempah-rempah di nusantara dan dunia.
Baca Juga: Bangun Ekosistem Budaya Rempah Nusantara, Kemendikbud Gelar Festival Jalur Rempah
“Jadi, kosmopolis rempah secara konsisten perlu dikembangkan mendukung jalur rempah nusantara sebagai World of Heritage,” ujarnya.
Panut mengakui rempah nusantara merupakan komoditas yang penting dicari, dibutuhkan, dan dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Pengetahuan yang timbul karena peredaran rempah nusantara dalam perdagangan telah membuat dunia ini mengalami berbagai perkembangan peradaban.
Konon di seluruh Asia Tenggara, terdapat lebih dari 250 rempah dan bumbu yang ternyata setelah diidentifikasi 135 di antaranya berada dan digunakan di Indonesia dalam memasak hidangannya.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid mengapresiasi peluncuran Tim Kosmopolis Rempah UGM untuk mendalami persoalan rempah nusantara.
“Langkah yang diupayakan tim kosmoplis rempah UGM menyoroti berbagai aspek sosio kultural, religius dan ekonomi melalui berbagi fase dengan konsep komsopolis sangat relevan sebab dalam pertukaran rempah banyak terjadi hubungan yang kompleks,” ucapnya.
Sementara Ketua Tim Kosmopolis Rempah UGM, Mirwan Ushada mengungkapkan jalur rempah nusantara berpeluang menjadi warisan dunia karena memiliki sumber daya pengetahuan dan kearifan lokal nusantara dan pengakuan warisan dunia serta mendayalentingkan kejayaan Indonesia.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV