BPOM: Anak Usia 6-11 Tahun Bisa Divaksin Sinovac
Update | 2 November 2021, 14:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memperluas cakupan pemakaian vaksin Covid-19. Kini anak usia 6 hingga 11 tahun dapat divaksin.
Kepala BPOM Penny Lukito menjelaskan izin dikeluarkan vaksin untuk anak setelah komite penasihat ahli imunisasi nasional menguji keamanan vaksin Sinovac.
Izin ini diharapkan mampu mempercepat program vaksinasi khususnya kepada anak untuk membantu program belajar tatap muka hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Sebelumnya izin penggunaan vaksin Sinovac sudah lebih dulu diberikan kepada anak usia 12 hingga 17 tahun.
BPOM pun masih menganalisis tingkat keamanan vaksin bagi anak produksi Sinopharm dan Pfizer.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan menyebut tengah menunggu rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization untuk proses pelaksanaan vaksin untuk anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyambut baik hal ini.
Menurut IDAI, banyak anak yang positif Covid-19 dan merupakan orang tanpa gejala hingga rentan menularkan Covid-19 ke keluarganya.
Hal ini sangat berbahaya bila ada keluarga yang memiliki komorbid.
IDAI meminta orangtua tak ragu memberi izin untuk anak mengikuti vaksin Covid-19.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 pada 1 November 2021, jumlah kasus Covid-19 nasional yang terkonfirmasi positif sebanyak 4.244.761 kasus dengan penambahan 403 kasus baru.
Sedangkan jumlah korban meninggal total sebanyak 143.423 kasus dengan penambahan 18 kasus baru dalam sehari.
Khusus kasus Covid-19 pada anak untuk kelompok usia 0-5 tahun yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 2,9 persen, dirawat atau isolasi 2,3 persen, dan jumlah yang meninggal sebanyak 0,5 persen.
Untuk kelompok 6-18 tahun, jumlah anak yang positif sebanyak 10,1 persen, dirawat atau isolasi sebanyak 13,7 persen, dan jumlah yang meninggal sebanyak 0,5 persen.
Terbitnya izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun memang mendesak.
Apalagi pembelajaran tatap muka telah berlangsung di banyak daerah.
Meskipun berlangsung terbatas, namun masih ditemukan kasus Covid-19 pada anak.
Penulis : Reny-Mardika
Sumber : Kompas TV