BMKG: Banjir di Indonesia karena Ketidakmampuan Daya Dukung Lingkungan
Kompas petang | 30 Oktober 2021, 18:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Banjir dan bencana hydrometeorologi yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia cenderung disebabkan karena ketidakmampuan daya tampung dan daya dukung sungai atau drainase.
Penjelasan itu disampaikan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam acara Kompas Petang KOMPAS TV, Sabtu (30/10/2021).
Menurut Guswanto, hujan lebat biasanya dapat diikuti dengan bencana hidrometeorologi jika kondisi lingkungan tidak bagus, termasuk daya dukung dan daya tampung, seperti sungai dan drainase perkotaan tersumbat.
Sehingga, yang harus diwaspadai terlebih dahulu oleh warga atau masyarakat adalah daya tampung dan daya dukung lingkungan.
“Saat ini yang terjadi di berbagai wilayah itu karena cenderung pada banjir akibat tanggul sungai yang jebol atau terhambat oleh sampah,” jelasnya.
Baca Juga: Ini Daerah dengan Potensi Cuaca Ekstrem Mulai 30 Oktober hingga 4 November
Guswanto menegaskan, daya tampung dan daya dukung lingkungan merupakan hal yang diukur terlebih dahulu sebelum melakukan pembangunan, seperti bendungan atau sungai.
“Jadi kalau kita menetapkan misalkan sungai atau membuat bendungan, itu pasti daya tampungnya diukur dulu. Sehingga nanti apabila curah hujan yang jatuh sekian milimeter kubik, itu akan bisa tertampung,” urainya.
Ia pun mencontohkan pembangunan drainase perkotaan, misalnya DKI Jakarta, yang dapat menampung curah hujan hingga 100 milimeter per hari.
“Saat ini DKI bisa sampai 100 milimeter per hari, seperti yang disampaikan pak gubernur, dalam artian walaupun terjadi genangan, dalam enam jam sudah surut.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV