Menlu Retno Marsudi Bagi Cerita Diplomasi Kesetaraan Akses Vaksin di Depan Mahasiswa Baru UGM
Peristiwa | 22 Oktober 2021, 17:56 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, Indonesia aktif melakukan diplomasi vaksin selama pandemi Covid-19. Bahkan, ia tidak menampik, jika sejak awal pandemi Covid-19 tidak bergerak cepat mencari sumber vaksin, maka akan sulit melakukan vaksinasi sampai ratusan juta.
“Sampai hari ini sudah ada sekitar 177 juta dosis vaksin yang disuntikkan,” ujar Menlu Retno Marsudi saat memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa baru UGM secara daring dalam kegiatan Orientasi Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru Program Pascasarjana, Jumat (22/10/2021).
Menurut Retno Marsudi, sekalipun Indonesia sudah berhasil memenuhi stok vaksin, ia tetap berdiplomasi supaya negara berpenghasilan rendah tetap bisa mendapat akses yang sama. Sebab, ada ketimpangan akses vaksin, yakni lebih dari 75 persen vaksin disuntikkan untuk penduduk di negara kaya.
Baca Juga: Bertemu Taliban, Menlu Retno Marsudi Sampaikan 3 Pesan Penting, Ini Isinya!!
“Kurang dari satu persen negara berpenghasilan rendah yang penduduknya mendapat vaksin,” ucapnya.
Retno Marsudi tergabung dalam Co-Chair COVAX AMC Engagement Group bersama Menteri Pembangunan Internasional Kanada dan Menteri Kesehatan Ethiopia, memperjuangkan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. Mereka berupaya agar setidaknya 20 persen penduduk dari negara menengah ke bawah menerima vaksin secara gratis dengan bantuan negara maju dan filantropi.
Selain memperjuangkan vaksin, pemerintah juga melindungi WNI yang terdampak akibat pandemi. Ia menyebutkan, jumlah WNI yang terpapar Covid-19 di luar negeri selama pandemi mencapai 6.010 orang.
Pemerintah juga memfasilitasi kepulangan 235 ribu WNI ke Indonesia karena terkena dampak kebijakan pembatasan konektivitas antar negara.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Beberkan Rute Pesawat Misi Evakuasi WNI dari Afghanistan
“Sedangkan yang terdampak ekonomi, pemerintah memberikan bantuan 771.000 paket sembako di luar negeri,” kata Retno Marsudi.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV