> >

Sehari jadi Menteri, Afi Ahmad Ridlo Minta Tambah Jam Pelajaran Agama di Sekolah

Peristiwa | 22 Oktober 2021, 10:29 WIB
Seorang santri asal Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo Afi Ahmad Ridlo pemenang Sayembara Sehari Menjadi Menteri saat memimpin Rapat Pimpinan Kemenag di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (21/10/2021). (Sumber: Kemenag.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang santri asal Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo Afi Ahmad Ridlo menyampaikan gagasan terkait pendidikan agama di Indonesia saat didaulat menjadi Menteri Agama dan memimpin Rapat Pimpinan Kemenag di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Dalam rapat yang dihadiri para pejabat Eselon I Kemenag, Afi menyampaikan pentingnya menambah jam mata pelajaran agama. Hal itu disampaikan siswa kelas 12 Madrasah Aliyah lantaran pelajaran agama hanya diberikan dua jam pelajaran saja dalam seminggu.

"Hal semacam ini kan semestinya menjadi perhatian kita bersama. Bisa melakukan perbaikan apabila pendidikan agama hanya diberikan dua jam dalam seminggu," kata Afi dalam Rapat Pimpinan Kemenag.

"Kita harus segera bergerak untuk melakukan perbaikan. Secara kuantitatif, kita perlu melakukan penambahan jam mata pelajaran agama di sekolah," ujarnya.

Lebih lanjut, siswa kelahiran Lumajang ini menjelaskan bahwa Indonesia sedang dihadapkan berbagai permasalahan lemahnya moralitas generasi muda. Terutama, kata Afi, fenomena kerusakan moral yang mana sorotan utama akan tertuju pada pendidikan agama.

Baca Juga: Sejarah Hari Santri 2021, dari Resolusi Jihad hingga Semangat Mempertahankan NKRI

Adapun selain mengusulkan untuk menambah jam pelajaran agama, Afi juga menyebut penting melakukan perbaikan secara kuantitatif. Artinya, perlu adanya perbaikan dari sisi kualitas para pendidik.

"Selain kuantitatif, kita juga perlu melakukan perbaikan dari sisi kualitatif," kata Afi.

Kualitas pendidik dinilai penting lantaran menurut Afi, dari guru-guru itulah kemudian terjadi transfer nilai bagi peserta didik.

"Pendidikan dari seluruh agama seharusnya bisa memberikan transfer of value bagi peserta didik. Artinya, yang bisa kita lakukan adalah pendekatan kualitatif," ucapnya.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kemenag


TERBARU