Cek Daerahmu! Ini Daftar Wilayah yang Perlu Waspada Dampak La Nina
Peristiwa | 18 Oktober 2021, 21:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap dampak La Nina yang diprediksi akan meningkatkan curah hujan hingga Februari 2021.
Terlebih Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan hampir 20 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan.
"Kami merekomendasikan kepada kepala daerah, masyarakat, dan semua pihak yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana yang berada di wilayah yang terdampak La Nina ataupun yang telah memasuki musim hujan agar bersiap segera menentukan langkah pencegahan dan mitigasi," kata Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Senin (18/10/2021).
Adapun dampak yang perlu diantisipasi yaitu bencana hidrometeorolgi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung atau badai tropis.
Baca Juga: Waspada La Nina! BMKG Sebut Curah Hujan di Indonesia Akan Terus Meningkat Hingga Februari 2022
Wilayah Berisiko Dampak La Nina
Berikut ini daftar wilayah yang telah memasuki musim hujan dan perlu waspada terhadap dampak La Nina.
Daerah tersebut meliputi Aceh Tengah, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, sebagian besar Sumsel, Lampung bagian barat, Banten bagian timur.
Lalu, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur bagian selatan, sebagian Bali, Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan bagian selatan dan timur, serta Kalimantan Tengah bagian timur, Pulau Tali Abu, dan Seram bagian selatan.
Mantan rektor Universitas Gajah Mada (UGM) itu juga menyebut bahwa musim hujan di Indonesia datang secara bertahap di beberapa wilayah.
Bahkan, sebagaimana prediksi BMKG pada Agustus lalu bahwa prediksi musim hujan akan maju dari November ke Oktober.
Wilayah Masuk Musim Hujan Oktober
Adapun wilayah yang akan memasuki musim hujan pada Oktober bersamaan dengan fenomena La Nina, sebagai berikut:
Aceh bagian timur, Riau bagian tenggara, Jambi bagian barat, Sumatera Selatan bagian tenggara, Bangka Belitung, Banten bagian barat, Jawa Barat bagian tengah, Jawa Tengah bagian barat dan tengah.
Lalu, sebagian Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Peralihan Musim
Tak hanya itu, BMKG juga mengingatkan bahwa selama fenomena La Nina yang terjadi adalah adanya masa transisi atau peralihan musim.
Hal itu disebabkan adanya pasokan aliran massa udara basah dari Samudera Pasifik bagian tengah timur ke wilayah perairan Indonesia yang cenderung hangat.
"Pasokan aliran massa udara dari samudera pasifik ke wilayah indonesia yang mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan karena meningkatnya pembentukan awan-awan hujan dengan tambahan massa udara basah tersebut," jelas Dwikorita.
Baca Juga: Waspada Dampak La Nina, BMKG: Mulai dari Longsor, Banjir hingga Angin Puting Beliung
Sementara itu, menurut Dodo Gunawan dari Deputi Bidang Klimatologi BMKG menyatakan, meskipun La Nina dapat memicu dampak bencana hidrometeorologi, namun secara tidak langsung curah hujan tinggi bisa membawa manfaat di sejumlah wilayah. Terutama bidang pertanian karena bisa memulai panen lebih awal.
"Meningkatnya curah hujan tentu berdampak pada bencana hidrometeorologi, namun tentunya aspek kesejahteran dan kemanfaatan dapat dimanfaatkan di beberapa sektor seperti pertanian atau musim tanam yang akan memulai lebih awal," cetus Dodo.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV