Ketum PBNU Said Aqil Sebut Jokowi Bapak Infrastruktur Indonesia
Berita utama | 6 Oktober 2021, 14:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menyebut Presiden Joko Widodo sebagai Bapak Infrastruktur. Lantaran dalam kepemimpinannya Presiden Jokowi telah banyak membangun infrastruktur secara merata di seluruh Indonesia.
“Saya katakan, Bapak ini Presiden Infrastruktur. Pak Jokowi ini Bapak Infrastruktur, yang kita semua nikmati keberhasilan pembangunan infrastruktur, bukan hanya di Jawa atau Indonesia Barat, tapi juga Indonesia Tengah dan Timur," ujar Said Aqil di Istana Negara seperti dikutip dari Antara, Rabu (6/10/2021).
Tidak hanya itu, Said juga mengatakan menyampaikan apresiasi PBNU kepada Presiden Jokowi yang telah sukses menangani pandemi Covid-19. Antara lain yakni program vaksinasi yang juga menjangkau kalangan pesantren hingga kiai.
Seperti diketahui, kata Said Aqil, Indonesia saat ini termasuk negara di dunia yang sukses dalam vaksinasi dan mampu mengendalikan penularan Covid-19.
Baca Juga: Faisal Basri Minta Jokowi Ambil Kebijakan Pajak Ekspor Batu Bara Tanpa Luhut dan Airlangga
“Vaksinasi sukses, Indonesia negara kelima yang sukses dalam vaksinasi dan mampu mengendalikan penularan Covid-19 dan khusus vaksinasi di kalangan pesantren luar biasa di luar dugaan saya bahwa vaksinasi masif masuk ke pesantren dan para kiai-kiai,” katanya.
Said Aqil lebih lanjut mengaku juga memberikan apresiasi kepada Presiden Jokowi yang telah mampu menanggulangi radikalisme dan terorisme. Seperti halnya pembubaran organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).
Dalam pertemuannya dengan Presiden, Said mengatakan dirinya melaporkan soal rencana penyelenggaraan Muktamar Ke-34 NU tanggal 23-25 Desember 2021 di Lampung. Said meminta dukungan Presiden Jokowi agar penyelenggaraan Muktamar NU dapat berjalan aman dan nyaman.
Baca Juga: KSP Beri Bocoran dari Presiden Jokowi soal Keputusan Memilih Panglima TNI Baru
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV