Kisah Saung Angklung Udjo dan Warisan Dunia yang Terancam Tinggal Nama
Peristiwa | 24 September 2021, 07:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pandemi Covid 19 telah merusak mata pencarian banyak warga, termasuk mereka yang menggantungkan hidup di industri pariwista dan seni budaya. Salah satu yang menjadi korban adalah kelompok kesenian Saung Angklung Udjo yang berpusat di Bandung, Jawa Barat.
Kini Saung Angklung Udjo terancam mati karena nyaris tak ada kegiatan dan aktivitas akibat pembatasan masyarakat selama Pandemi Covid 19.
Cerita terpuruknya kelompok kesenian legendaris ini disampaikan Direktur Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (23/9/2021). Program Rosi dengan host Rosiana Silalahi itu mengangkat tema “Saung Udjo Warisan Dunia Terancam Tinggal Nama”.
Baca Juga: Destinasi Wisata Bandung Ambruk karena Pandemi, Saung Angklung Udjo pun Lelang Alat Musik
Terpuruknya Saung Angklung Udjo tergambar dari jumlah kunjungan yang menurun drastis selama pandemi Covid-19. Sebelum Pandemi, seni pertunjukan Angklung Saung Udjo di Jalan Padasuka, Pasirlayung Cibeunying Kidul, Kota Bandung, hampir selalu ramai dikunjung orang.
Ratusan orang bersedia berdesak-desakan di hampir setiap sesi pertunjukan Angklung. Tak jarang pengunjung harus antre relatif lama, untuk dapat menyaksikan pentas kesenian tersebut.
Meski setiap harinya ada lima sesi pertunjukan mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 19.00, namun penonton tak pernah sepi.
Tetapi, keadaan berbalik saat Covid 19 mulai menyerang. Ancaman Covid, memaksa pemerintah menerapkan berbagai pembatasan kegiatan masyarakat.
Kegiatan yang mengumpulkan banyak orang di satu tempat, dibatasi. Hal ini berpengaruh pada keberlangsungan pertunjukan di Saung Angklung Udjo.
“Selama pandemi, dua orang datang pun belum tentu,” kata Taufik Hidayat.
Baca Juga: Harmoni Angklung Ramaikan Perayaan Satu Tahun RSD Wisma Atlet
Dia menjelaskan mayoritas pengunjung di Saung Angklung Udjo adalah pelajar, wisatawan asing dan juga keluarga. Dengan adanya pembatasan selama pandemi, maka tiga kategori pengunjung tersebut pun tidak pernah datang.
Kondisi ini bukan hanya berpengaruh terhadap seniman angklung yang biasa pentas di Saung Udjo, melainkan juga berdampak pada seluruh anggota komunitas seni tersebut.
Sebab, begitu banyak warga yang menggantungkan hidup di Saung Udjo. Mulai dari seniman musik, pembuat suvenir, bahkan hingga petani bambu yang merupakan bahan dasar angklung.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV