PDIP Sebut Pemilu 2009 Penuh Kecurangan, Demokrat: Mungkin Hasto Salah Baca Teks, Maksudnya 2019
Politik | 25 Agustus 2021, 10:39 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut kalau Pemilu 2009 penuh dengan kecurangan.
Seperti diketahui, saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Boediono memenangkan agenda pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Ia menilai, saat Hasto mengatakan maraknya terjadi praktek kecurangan saat Pemilu 2009, diduga yang bersangkutan salah membaca teks. Sebab, kata dia, pemilu yang penuh dengan keculasan, yaitu saat tahun 2019.
Baca Juga: Terima Gerindra di Kantor DPP PDIP, Hasto Kenang Momentum Kecurangan Pemilu 2009
"Mungkin Hasto salah ngomong atau salah baca teks. Maksudnya Pemilu 2019 kali, bukan 2009," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Rabu (25/8/2021).
Menurut dia, kalau bahas demokrasi yang diduga halalkan segala cara dengan manipulasi daftat pemilih tetap (DPT), menjadikan bantuan sosial (Bansos) sebagai politik elektoral, menggunakan hukum aparat sebagai alat untuk memenangkan pemilu, dan bekerja sama dengan beberapa elemen KPU itu jelas terjadi saat Pemilu 2019.
"Seperti yang dilakukan Harun Masiku kader PDIP yang masih buron sampai dengan saat ini. Katanya Hasto juga kenal ini dengan Harun Masiku," ujarnya.
Ia menantang Hasto untuk bersumpah di atas kitab suci, bilamana dirinya memang tak pernah terlibat dalam kasus dugaan korupsi yang menimpa Politikus PDIP Harun Masiku.
"Mungkin perlu diklarifikasi oleh Hasto, kalau perlu sumpah pakai kitab suci, ada hubungan atau pernah berurusan dengan Harun Masiku dan KPU apa tidak terkait Pileg atau Pilpres 2019 lalu?" katanya.
Sementara kalau terkait penggunaan bansos untuk meraup suara saat pemilu, ia menyinggung praktek korupsi bansos yang dilakukan oleh bekas Menteri Sosial Juliari Batubara.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV