Wacana Amandemen UUD 1945, Pengamat: Baunya Amis, Hanya Kepentingan Agenda Elite
Politik | 17 Agustus 2021, 10:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS TV - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consukting Pangi Syarwi Chaniago angkat bicara terkait rencana MPR yang akan melakukan amandemen UUD 1945.
Menurut dia, rencana itu dinilai tak ada urgensinya sama sekali, karena di khawatirkan akan terjadi persekongkolan jahat antara desain agenda pemerintah dengan agenda partai di parlemen.
"Amandemen saat ini tidak ada urgensinya, momentumnya tidak ada, (diduga) pintu masuknya amandemen hanya soal penambahan masa jabatan presiden," kata Pangi kepada KOMPAS TV, Selasa (17/8/2021).
Baca Juga: Sowan ke Jokowi, Bamsoet Pastikan Amandemen UUD 1945 Tak Melebar ke Penambahan Masa Jabatan Presiden
Ia menyebut, kondisi parlemen sekarang itu bisa dibilang sedang tidak sehat, karena perbandingan antara partai koalisi dan opisisi amat tidak seimbang.
"Amandemen sangat berbahaya karena tidak ada yang menjamin bergeser ke pasal pasal lain, jadi bisa merembes ke pasal pasal yang berpotensi menganggu kepentingan nasional," ujarnya.
Selain itu, amandemen UUD 1945 juga tak ada urusannya dengan kepentingan rakyat yang kini sedang banyak mengalami kesusahan akibat adanya pandemi Covid-19.
"Ini kan nggak ada urusan dengan agenda rakyat. Ini baunya amis, hanya kepentingan agenda elite bukan berurusan dengan agenda melindungi rakyat dari kemiskinan dan kelaparan," kata dia.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil survei Voxpol Center juga menunjukkan bahwa publik tidak setuju amandemen karena itu belum dikaji secara komprehensif. Kemudian, isu tersebut juga hanya hanya baru masuk isu di tataran elite demi kepentingan kekuasaan semata.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV