IDI Pertanyakan Faktor Perawat Bisa Suntik Vaksin Kosong
Peristiwa | 12 Agustus 2021, 10:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Satgas IDI Zubairi Djoerban angkat bicara terkait kasus tenaga kesehatan (nakes) yang suntikan vaksin COVID-19 kosong kepada warga di Pluit, Jakarta Utara (Jakut).
Menurutnya kejadian ini merupakan masalah serius.
Zubairi pun menanggapi pengakuan perawat tersebut yang mengaku telah menyuntik 599 orang di hari kejadian.
“Ini masalah yang serius. Namun ini kalau kemudian ada data lain dari media, yang bersangkutan telah menyuntik 599 orang. Bekerja 8 jam sehari, lembur 12 jam sehari. Vaksin biasa orang daftar dulu baru masuk ke ruang suntik. Biasa ada lebih dari 1 orang.”ungkap Zubairi.
Baca Juga: Kasus Suntik Vaksin Kosong Berujung Damai, Status Tersangka EO Dicabut Polisi
Lalu Zubairi mencoba menghitung angka 599 tersebut jika dilakukan dalam 1 hari.
“Lengan kita diusap kapas alkohol, alat suntik diisi, disuntik ke kita, diusap, itu makan waktu 5 menit. Saya sudah 3 kali 2 sinovac dan moderna. 1 jam tanpa istirahat maksimal 12 orang. Kalau kerjanya 12 jam jadinya 144 orang. Kalau 599 orang saya tidak membayangkan.”ujarnya.
Sebelumnya pada pernyataan maafnya, EO mengaku hari kejadian ia telah menyuntik lebih dari 500 orang.
"Hari itu saya vaksin 599 orang," ungkap EO
EO dijerat dengan UU Nomor.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dengan ancaman hukuman 1 tahun penjara.
Namun dikutip dari Kompas.com Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Polisi Guruh Arif Darmawan mengatakan, pelapor berinisial BLP dan tersangka EO sepakat berdamai terkait dugaan kasus vaksin kosong.
Video Editor: Lisa
Penulis : Yuilyana
Sumber : Kompas TV