Mulai Tak Sehat, Perhimpunan Dokter Paru Minta Pemerintah Buat Peraturan untuk Kendalikan Udara
Kesehatan | 11 Agustus 2021, 02:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Greenpeace Indonesia merilis sebuah laporan tentang kualitas udara di DKI Jakarta sepanjang Juli-Juni 2021.
Dari data yang didapat dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada Juni dan Juli 2021, diketahui bahwa kualitas udara di Jakarta justru semakin memburuk pada Juli 2021.
Berdasarkan status Baku Mutu Udara Ambient (BMUA) PM 2,5 di stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) milik DKI dan US Embassy, kandungan polusi udara pada Juli 2021 lebih tinggi dibandingkan Juni 2021.
"Sepanjang bulan Juli menunjukkan peningkatan hingga 4-6 kali lipat dibanding pada bulan Juni,” ujar Bondan Andriyanu aktivitis Greenpeace indonesia.
Bondan mengungkapkan, kualitas udara di Jakarta kerap berada di status tidak sehat untuk dikonsumsi masyarakat. Terutama bagi para kelompok dengan kesehatan sensitif.
Berdasar temuan Greenpeace itu, sebanyak 32 warga DKI Jakarta masih terus melakukan upaya dalam gugatan kepada 7 pejabat negara atas pencemaran udara di Jakarta.
Baca Juga: Wagub DKI Janji Pembakaran Sampah di Taman Tebet Tidak Timbulkan Polusi
Bukan hanya 32 warga itu, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengaku sudah memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk menyikapi masalah pencemaran polusi udara Jakarta.
Namun, hingga kini, rekomendasi dari PDPI belum menemui respons berarti.
Dalam sebuah diskusi di Media Briefing Koalisi Ibukota, Selasa (10/8/2021), mewakili PDPI, dr Feni Fitriani Taufik mengatakan, pihaknya telah meminta pemerintah untuk membuat undang-undang dan peraturan terkait.
Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/kompas.com